Pernah pada suatu pagi, ketika terbangun dan langsung cek handphone, ada transaksi pembelian menggunakan kartu kredit sebesar 1 juta di marketplace. Antara setengah sadar, saya langsung lihat marketplace tersebut dan mengecek history pembelian. Tidak disangka di situ tertulis pembelian “voucher online dari salah satu provider” dan transaksinya terjadi sekitar pukul 1 dini hari.
Ada yang aneh sih memang, kok bisa ya pembelian sebanyak itu bisa langsung disetujui tanpa ada konfirmasi. Bahkan kala itu, untuk proses approve transaksi tidak menggunakan OTP loh alias one time password.
Tanpa berpikir panjang karena merasa itu bukan transaksi yang saya lakukan, akhirnya saya melakukan pengajuan komplain ke marketplace tersebut. Setelah berbagai chat dan email, pihak marketplace menyarankan untuk menghubungi pihak bank penerbit kartu.
Seperti biasa jika ada sesuatu, saya lebih suka menghubungi via Call Center. Selain bisa berbicara langsung dengan asisten operator bank, juga bisa dicarikan solusinya saat itu juga. Akhirnya saya menyampaikan kronologis kejadian hingga checkout transaksi di marketplace tanpa adanya OTP yang muncul. Laporan pun dibuatkan dan transaksi tersebut ditangguhkan hingga ada kejelasan. Sampai sekitar 6 bulan kemudian, seingat saya memang selama itu, akhirnya transaksi tersebut di-decline dan dihapuskan dari tagihan. Lumayan lega, meskipun harus menunggu lama. Enam bulan loh.
Sejak saat itu, saya mulai milah-milih bank yang jika melakukan transaksi secara online harus selalu mengirimkan OTP sebelum transaksi tersebut di-approve berapa pun nilai transaksinya. Selain itu juga, saya sudah mulai membiasakan diri mencatat segala pemasukan dan pengeluaran agar bisa tahu cash dan flow bulanan secara manual di notes handphone.
Sebenarnya untuk urusan pengeluaran dan pemasukan pribadi simpel sih. Setiap tanggal gajian tiba langsung membagi sesuai kebutuhan satu bulan ke depan. Beberapa bagian ditransfer ke keluarga, beberapa bagian lagi untuk ditabung, dan beberapa bagian untuk memenuhi kebutuhan bulanan. Satu yang selalu tidak akan dilupakan, yaitu tabungan untuk travelling.
Bagi saya, setelah sibuk kerja sepanjang tahun pastinya memberikan reward ke diri sendiri, yaitu travelling ke luar kota atau malah ke luar negeri. Makanya biasanya tabungan untuk travelling ini dengan menyisihkan 5-10% dari gaji bulanan. Jadi kalau sudah terkumpul di akhir tahun, lumayan untuk digunakan jalan-jalan tanpa harus menguras post-post gajian lainnya.
Meskipun sudah membiasakan diri menggunakan catatan pemasukan dan pengeluaran secara manual di HP, tetapi sering jebol juga. Terkadang lupa catat jika ada pengeluaran tertentu. Efeknya, suka kaget sendiri kok masih pertengahan bulan tapi post untuk pengeluaran bulanan sudah mulai habis. Saya pun mikir, kalau seperti ini bisa berabe juga nih. Selalu saja ada yang terlupakan.
Saya mencoba untuk mencari tahu aplikasi perbankan yang bisa membuat mengatasi masalah lupa saya. Berharap sih aplikasi tersebut bisa membantu saya menjadi smart financial, sekaligus mendukung kebiasaan saya yang transfer beda bank setiap bulan ke keluarga dan tabungan buat travelling. Akhirnya, setelah berselancar di Google dan mencari referensi dari teman ketemu juga deh dengan aplikasi Jenius.
Proses pembukaan akun yang serba online.
Sekarang kan memang sudah zaman online, apa-apa harus online termasuk urusan membuka rekening. Sebagai aplikasi perbankan online, membuka akun di Jenius memang kekinian banget. Mulai dari proses pendaftaran yang membutuhkan data diri, KTP, dan NPWP. Setelah semua lengkap, baru deh proses verifikasi.
Awalnya, saya berpikir kalau proses verifikasi setelah mengisi data diri dan kelengkapan lainnya bakal lama dan perlu ke Bank BTPN terdekat. Tetapi ternyata dugaan saya salah. Proses verifikasi datanya simpel banget, cuma via video call yang sudah tersedia di aplikasi dan proses video call-nya itu nggak lama, sekitar 5-10 menit. Baru deh setelah proses verifikasi ini, maka kita akan mendapatkan email pemberitahuan bahwa akun kita telah aktif. Simpel dan pastinya semuanya serba online.
Setiap pengeluaran bakal tercatat di fitur moneytory
Ada yang memiliki permasalahan sama seperti saya di mana sering lupa mencatat pengeluaran bulanan? Nah kalau sama, untungnya sudah ada solusinya. Kehadiran fitur moneytory ini bakal mencatat segala pengeluaran kita per periode tertentu. Bisa pilih nih periodenya, ada yang mingguan, bulanan, dan 3 bulan.
Bagi saya sih kehadiran moneytory ini sangat penting karena setiap pengeluaran bakal otomatis tercatat. Jadi bisa menjadi jurnal neraca pengeluaran digital gitu deh. Dan pasti masalah lupa saya untuk mencatatkan pengeluaran nggak bakal terjadi lagi, semuanya ter-record secara online. Kita bisa mengeceknya kapan pun dan di mana pun karena semuanya ada dalam genggaman.
Transfer beda bank yang free biaya admin
Kata orang, hemat pangkal kaya. Nah ini bener banget. Karena kalau kita tidak hemat, otomatis bakal boncos terus alias besar pasak daripada tiang. Ada banyak cara sih untuk urusan hemat ini termasuk biaya transfer beda bank.
Setiap habis gajian, alhamdulillah memberikan beberapa post penghasilan ke keluarga yang ada di kampung. Biasanya untuk urusan transfer beda bank ini pasti kena charge 6.500. Meskipun terlihat kecil ya, tetapi kalau yang ditransfer sekitar 10 orang yang banknya berbeda dengan kita kan lumayan jadinya. Untung banget nih, Jenius memahami hal tersebut. Layanan transfer antar bank yang bebas biaya bisa banget untuk digunakan. Dalam satu bulan diberikan free biaya admin transfer beda bank sebanyak 25 kali. Keren banget kan. Bisa hemat hingga Rp 162.500 dong ya. Hanya dari urusan transfer beda bank.
Kontrol transaksi secara aman
Setelah kejadian kebobolan kartu di marketplace, saya lebih aware dalam memilih rekening yang bakal membantu saya menuju smart financial. Kebetulan Jenius memahami hal tersebut. Untuk proses login aplikasi saja, bisa menggunakan fitur sidik jari atau PIN yang sudah kita create pada saat pembukaan rekening.
Tetapi ada satu yang masih mengganjal nih sebenarnya. Tentang kabar seorang wanita di Twitter terkait kehilangan saldonya setelah menerima telepon yang mengaku dari layanan Jenius. Nah, anehnya adalah ketika sedang ditelepon, korban wanita ini sambil mengisi link yang berisi data pribadi. Padahal setahu saya nih ya, pihak Jenius tidak pernah loh meminta data pribadi, baik PIN, password, ataupun OTP. Kalau sudah seperti ini jadinya berabe sih memang. Terkesan Jenius itu tidak aman, padahal kalau dirunut kejadiannya, kita yang teledor memberikan PIN, password, atau OTP ke pihak yang mengaku sebagai layanan Jenius ini.
Alhamdulillah sih saya sendiri nih ya, sejak menggunakan Jenius aman-aman saja. Secara, tahu sendiri kan kalau buka aplikasinya saja bakal dimintakan PIN atau sidik jari. Dua data ini saja, pastinya dan seharusnya cuma kita yang tahu kan ya. Makanya sering banget tuh muncul pop up di HP dari Jenius sebagai pengingat, kalau PIN, password, dan OTP adalah milik personal dan harus dijaga kerahasiaannya.
Saking seringnya terkadang, jadi agak gimana gitu loh. Risih iya, tapi kembali lagi sih fungsinya untuk memberikan awareness kepada setiap nasabah Jenius untuk selalu menjaga kerahasiaan data pribadi.
Selain itu, setiap transaksi pengeluaran yang terjadi bakal meminta autentikasi baik perupa password ataupun kode verifikasi yang itu semua butuh kombinasi angka tertentu. Terus OTP-nya sendiri bakal masuk via SMS loh. Prosesnya jadi lebih panjang sih, tetapi itu semua demi keamanan sih dalam menggunakan Jenius agar tidak bisa disalahgunakan oleh orang lain. Kan yang tahu angka, PIN, password, dan OTP cuma kita sendiri. Jadi pastinya bakal lebih aman.
Makanya ketika sering muncul pop up pengingat akan pentingnya menjaga kerahasiaan data pribadi yang awalnya agak risih karena saking seringnya malah berubah menjadi aware karena terngiang terus akan pentingnya menjaga keamanan akun.
Dengan berbagai fitur dan kelebihan yang dimiliki oleh Jenius, saya jadi lebih yakin nih aplikasi ini bisa membantu saya mewujudkan goal finansial sekaligus sebagai kontrol keuangan bulanan yang saya miliki secara aman.
Berharap sih kejadian bocornya data pribadi ke pihak lain tidak terulang lagi karena kita sendiri yang menjaga keamanan data tersebut. Kini saatnya menjadi smart finansial secara aman dan terukur.
Aku juga ngerasa surprise gitu saat buka tabungan di Jenius, sebab benar2 cepat proses aktivasi rekeningnya, dan meski lewat hape segala transaksi yang dilakukan Aku ngerasa aman aman saja, karena saat masuk ke aplikasi harus memasukkan PIN dulu, atau bisa menggunakan finger print
ReplyDeleteBiaya transfer antar bank memang jadi salah satu pertimbangan saat akan melakukan transfer antar bank. Meski 6,5 K tapi kalau berulang-ulang, ya terasa banget nilainya. Makanya excited pas daftar Jenius ada free admin untuk transfer antar bank. Bahkan meski kuota 25 kali free admin, tapi bisa free lagi kalau dapat reward tertentu.
ReplyDeleteLebih praktis ya dengan Aplikasi Nenabung Jenius. Dengan layanan yang serba online di Jenius ini jadi makin mudah buat nasabahnya. Nggak perlu repot telpon sana sini dulu kalau ada apa ya kak.
ReplyDeleteWah pengalaman banget ya nabung harus pilih-pilih yang system keamanannya berlapis,
ReplyDeletesupaya ga mudah diakses orang iseng. Yang penting jangan pernah kasih kode OTP ke
orang lain ya.
Suka banget sama fitur Dream Saver atau tabungan berjangka dari Jenius. Di bank lain, uang kita akan ditarik secara otomatis sesuai kesepatan. Tapi di Jenius bisa nyisihin uang kapan aja. Nasabah kayak dikasih kebebasan gitu deh
ReplyDeleteWah repot juga ya kalau terjadi pembobolan akun seperti itu untung teratasi ya kak dan sekarang menggunakan aplikasi transaksi digital dari Jenius. Lebih mudah dan praktis serta aman sih ya Jenius ini.
ReplyDeleteemang transaksi digital itu rentan ya kak makanya harus pinter pinter pilih provider perbankan yang terjamin keamanannya seperti Jenius ini. Saya sudah cari cari informasi sebelum registrasi dan Alhamdulillah temen2 saya yg pakai Jenius ini puas dengan keamanan dan pelayanannya
ReplyDeleteMemang fitur keamanan yang berlapis bikin saya nyaman transaksi digital pakai Jenius.
ReplyDeleteAku tuh kalau soal transfer untuk urusan kerjaan untungnya teman-teman pakai Jenius juga jadi tinggal transfer menggunakan cashtag aja nggak mesti nomor rekening, ini yang aku bilang Jenius unik
ReplyDeleteBicara mengenai kontrol keuangan memang harus kita upayakan ya kak. Tapi kadang memang susah, beruntung nih ada jenius yang dapat membantu mengontrol keuangan Kita ya
ReplyDeleteIya nih mbak kalau browsing memang terkesan Jenius itu tidak aman ya, padahal kalau dirunut kejadiannya memang murni kejahatan siber dan pelanggan panic lalu terbujuk memberikan PIN, password, kepada pihak yang mengaku dari Jenius.
ReplyDeleteIya nih kak kalau browsing memang terkesan Jenius itu tidak aman ya, padahal kalau dirunut kejadiannya memang murni kejahatan siber dan pelanggan panic lalu terbujuk memberikan PIN, password, kepada pihak yang mengaku dari Jenius.
ReplyDeleteAku juga kalau transaksi wajib yang ada kode OTP-nya kak. Untuk menghindari hal-hal yang ganjil dalam proses transaksi. Dengan Jenius insyaallah aman ya kak untuk transaksi apapun karena fiturnya memang sudah mengakomodir.
ReplyDeleteSaya suka memakai aplikasi digital yang history transaksinya terekam dengan aman. Saya mirip mas Taumy yang suka lupa. Tepatnya pelupa sih di beberapa hal. Makanya jatuh cinta sama Jenius ketika tahu memiliki fitur monetary yang bisa mencatat transaksi pengeluaran per periode.
ReplyDeleteBagus klo udh beralih ke bank digital spt Jenius ini. Selain ga ribet daftarnya fitur2nya emng mendukung perencanaan keuangan jg.
ReplyDelete