“Enak ya, kerja di luar negeri. Pasti gajinya tinggi”. Begitu lah celoteh beberapa teman, saat nongkrong bersama pasca kepulangan kerja dari Oman.
Ada banyak tahap serta persiapan yang perlu dilakukan jika ingin kerja di luar negeri sebagai tenaga profesional dan itu semua bukanlah hal instan. Butuh proses panjang dan jam terbang tinggi agar bisa mencapainya. Pastinya semua berawal dari bangku kuliah.
Sebuah Proses Panjang
Percaya atau tidak, kompetensi yang kita miliki itu adalah hasil dari rangkaian mengasah skill terus menerus hingga kita ahli dan menguasainya. Saya masih ingat, ketika semester awal dan pertama kali masuk ke dalam laboratorium kimia di Semarang.
Rasa terpesona sekaligus khawatir karena ternyata banyak material dan bahan kimia yang jika tidak diolah dan ditangani dengan baik sesuai prosedur akan berbahaya. Bahayanya tidak main-main, mulai dari menyebabkan kebakaran hingga menghasilkan gas berbahaya. Tetapi jika kala itu saya menyerah, maka saya tidak akan pernah bisa kerja dengan baik dan nyaman di laboratorium.
Kemampuan dalam memahami berbagai bahan kimia di laboratorium secara bertahap dan dilakukan terus-menerus membuat saya malah semakin ahli dan mengerti sifat serta karakter bahan kimia tersebut. Sehingga jika digunakan untuk proses reaksi kimia, maka sudah paham apa yang perlu dilakukan dan alat pelindung diri apa yang selalu digunakan.
Proses panjang selama di bangku kuliah dan menjalani ratusan bahkan ribuan eksperimen di laboratorium membuat kompetensi analisis laboratorium dan penggunaan instrumen canggih pun saya kuasai.
Tidak berhenti hanya disitu. Saat berada di bangku kuliah, saya sendiri juga sangat suka untuk mengikuti berbagai workshop dan seminar terutama yang berhubungan dengan mengasah kemampuan diri seperti public speaking.
Mungkin banyak anggapan bahwa, ngapain harus bisa berbicara dengan baik di depan umum, toh juga itu bisa dilakukan oleh mereka yang ikut berorganisasi dan sering melakukan orasi. Tetapi sekali lagi, anggapan ini salah besar.
Untungnya saya menyadari bahwa setiap orang harus memiliki kemampuan public speaking yang mumpuni. Agar ketika nanti bertemu dengan orang lain atau ingin menyampaikan ide dan gagasan maka bisa ter-delivered dengan baik.
Proses mengasah kemampuan public speaking juga bukan hal ringkas dan langsung membuahkan hasil. Saya memulainya dengan cara jadul. Membiasakan melatih diri di depan cermin, berbicara dengan nada dan intonasi jelas. Tidak berhenti hanya disitu, secara perlahan-lahan sering melakukan diskusi ilmiah dengan teman seangkatan. Hasilnya cukup menggembirakan. Pastinya kemampuan public speaking akan membantu ketika terjun di dunia kerja.
Menerapkan public speaking kala berkunjung ke salah satu sekolah dasar |
Dunia Kerja dengan Kompetensi Global
Berbicara terkait dunia kerja apalagi zaman sekarang, itu tidak terlepas dari yang namanya kompetensi. Bukan hanya lingkup nasional tetapi juga secara global.
Jujur, pada saat kuliah dulu saya tidak pernah memikirkan dengan detail kompetensi bekerja yang perlu dipersiapkan. Karena bagi saya, cukup 3K, kampus, kantin, kost. Selama urusan 3K ini berjalan lancar maka semuanya akan baik-baik saja.
Hingga pada suatu saat, di acara “Alumni Talk”. Kala itu, saya masih semester 4 dan mendapatkan insight dari alumni yang kerja di Singapura. Bahwa, untuk bisa kerja skala global pasca kelulusan kuliah bukan hanya mengandalkan IPK saja hingga mati-matian dikejar agar bisa cumlade. Tetapi ada banyak hal lain perlu dipersiapkan. Mulai dari pengetahuan isu global, kompetensi global, pengalaman pendidikan internasional dan menikmati kurikulum internasional hingga cara berpikir terbuka.
Sejak saat itu saya tersadar, bahwa selama ini masih jauh dari harapan untuk memiliki kompetensi global. Tetapi bukan berarti saya nyerah. Beberapa hal yang saya lakukan untuk mengejar ketertinggalan tersebut agar siap menghadapi dunia kerja nantinya, antara lain:
a) Mengejar pendidikan internasional
Urusan pendidikan dan kurikulum internasional di tingkat kampus kala itu masih sulit untuk dilakukan karena memang rata-rata kampus lebih fokus kepada meningkatkan kualitas lulusannya dengan mengandalkan kurikulum nasional.
Tetapi saya masih beruntung. Untuk merasakan pendidikan internasional, kala itu saya mengikuti seleksi pertukaran mahasiswa ke Malaysia dan berhasil mendapatkan peluang tersebut. Rasanya berbeda sekali kuliah dengan bahasa pengantar bahasa Inggris dengan rekan-rekan kuliah dari berbagai negara. Wawasan akan lebih terbuka dan kaya akan informasi.
Peserta pertukaran mahasiswa di Malaysia |
Pengalaman seperti ini jelas akan mempersiapkan kita nantinya dalam memiliki kompetensi global yang dibutuhkan oleh worldwide company.
b) Terus mengasah skill global
Melalui pertukaran mahasiswa ke Malaysia saya memahami bahwa salah satu skill global yang perlu dipersiapkan dan dibutuhkan dunia kerja adalah kemampuan analisis data. Apapun jurusannya, kemampuan menganalisis data ini bakal membantu nantinya untuk mendapatkan pekerjaan. Umumnya ada dua bentuk data yang biasa dianalisis yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Kemampuan analisis data pastinya harus terus diasah agar bisa memberikan informasi dan kesimpulan dengan baik.
Percaya deh, jika kemampuan ini dimiliki bakal membantu banget nantinya ketika sudah kerja.
c) Berperan aktif dalam isu global melalui seminar internasional
Pernahkah menyadari, bagaimana cara kita mengetahui perkembangan isu global saat ini sesuai dengan jurusan kuliah kita? Salah satu jawabannya melalui seminar internasional.
Secara pribadi, saya merasakan dampaknya dengan menghadiri berbagai seminar internasional baik sebagai partisipan maupun sebagai presenter. Dengan rutin menjalani, maka kita bisa menangkap isu global yang lagi berkembang. Melihat dari berbagai sudut pandang serta bagaimana setiap negara mengatasi dampak dari isu tersebut.
Seminar internasional di Chennai-India |
Nah, buat yang masih menempuh kuliah. Tidak ada kata terlambat untuk memulai. Persiapkan kompetensi bekerja dengan baik agar kelak ketika lulus, bukan hanya bisa kerja di perusahaan nasional tetapi impian kerja di worldwide company bisa terealisasi juga. Percaya deh.
Kerennya dan beruntung banget bisa melanglang ke luar negeri. Pasti butuh effort yang besar untuk bisa mewujudkan impian tersebut ya. Untungnya Sampoerna University sudah menerapkan kurikulum internasional yang mana lulusannya dijamin telah siap bersaing secara global
ReplyDeletesetuju sekali, bukan cuma ipk yang dikerja tapi juga butuh skill atau keterampilan yg global untuk siap bersaing du dunia kerja
ReplyDeleteKeren sih, sejak kuliah udah tahu harus ngapain untuk menghadapi dunia kerja. Hasilnya ga kaleng2, ya
ReplyDeleteBagus sekali Sampoerna University sudah menerapkan kurikulum internasional ya, Mas. Jadi mahasiswa sudah bisa merasakan atmosfer seperti kuliah dan apa yang diterapkan di luar negeri. Jadi nantinya sudah siap masuk ke dunia kerja secara global.
ReplyDeleteMasukan yang bagus nih buat teman-teman yang masih duduk di bangku kuliah agar jangan hanya datang ke kelas dan menyimak materi, tetapi aktif dalam organisasi dan mengembangkan skill apalagi skill yang berorientasi pada wawasan global seperti seperti publik speaking
ReplyDeletememasuki dunia kerja baik itu lokal maupun internasional memang sangat penting dan perlu dipersiapkan sejak dini, dan dengan memiliki kompetensi global maka kita akan mudah mendapatkannya, pastinya hal ini didorong dari awal pendidikan, hal ini akan lebih mudah
ReplyDeleteBener deh. Dulu pas kuliah mana kepikiran sih harus mempersiapkan apaan untuk masuk dunia kerja. Ya sudah. Kuliah saja yang bener. Bahkan public speaking pun luput dari perhatianku kak. Boro-boro cara berpikir global. Hehehe
ReplyDeleteSetuju kak, meski IPK tinggi tapi skill kurang mumpuni juga bukan jaminan bisa kerja dengan baik. Keduanya harus berimbang, sehingga kinerja yang nantinya dihasilkan menjadi insight buat tempat kitanya bekerja
ReplyDeletewah keren, pengalamannya banyak juga yaa kak, menarik dan menjadi kesan tersendiri pastinya.. dan bisa bermanfaat ketika melamar pekerjaan2 idaman yang baru
ReplyDeletewah seru banget pengalamannya kak, banyak yang bisa dibagi dan diceritakan jadinya. emang sih yaa kita tuh harus fokus ngasah skill biar bisa menghadapi dunia kerja yang semakin canggih.
ReplyDeleteBicara soal kerja di luar negeri itu wow banget ya. Kayak adik iparnya pamanku, dia kerja di KorSel, aihh gile. Muka ama dompet mumpuni semua. Hahahha
ReplyDeleteTapi di balik semua itu ada perjuangan. Dari les bahasa Korea, belajar ketrampilan khusis, dan lainnya.
Kalau di kampus udah ada kegiatsn yang mengasah skill, mahasiswa bakalan mudah nyaro kerja nantonya ya, pas mereka udah lulus.
Wah prestasinya keren banget kak. Pernah pertukaran mahasiswa jd Malaysia juga. Salut
ReplyDeleteSaat ini gelar sarjana saja belum cukup untuk dapat bersaing di dunia kerja, dibutuhkan kompetensi bekerja yang harus diasah sejak masa kuliah.
ReplyDeleteProses tidak mengkhianati hasil ya mas, terbukti punya pengalaman kerja di luar negeri. Pastinya ini tidak mudah. Keren deh semoga semakin banyak alumni perguruan tinggi Indonesia yang bisa eksis kerja di luar negeri
ReplyDeleteSeru juga bisa kerja di Luar Negeri ya, Kak. Emang sih skill global ini nggak boleh dilewatkan ya, Kak. Wajib diasah untuk persiapan diri menghadapi dunia kerja ini
ReplyDeleteMasa kuliah emang masa perjuangan cari pengalaman sebanyak-banyaknya buat bekal menjalani dunia kerja global yang makin menantang.
ReplyDeleteYang orang lihat emang enaknya aja ya, padahal proses menuju dunia kerja internasional sudah dimulai sejak di bangku kuliah. Itulah pentingnya punya kompetensi global yg harus disadari anak2 jaman now.
ReplyDelete