MASIGNASUKAv102
1508570391356967755

Menjawab Keresahan, Aplikasi ini Hadir Untuk Mengatasi dan Membuka Peluang Bisnis Lainnya

Menjawab Keresahan, Aplikasi ini Hadir Untuk Mengatasi dan Membuka Peluang Bisnis Lainnya
Add Comments
17 June 2025

Coba dicek dulu, dimana hilangnya catatan pengambilan ‘anggota Empang’ yang dari Tolai. Karena sudah ada pemasukan invoice udang yang dikirim minggu lalu dari Makassar.”

tambak

Seketika menjadi pusing, saat mengetahui catatan pengambilan salah satu ‘anggota Empang’ hilang. Padahal semuanya sudah tertulis di buku catatan tersebut. Mulai dari panjar yang diberikan, pengeluaran pembelian bibit udang vaname, hingga kilogram udang hasil panen. Rutinitas membayar anggota selalu menjadi prioritas saat invoice sudah cair dan semua itu berdasarkan catatan pada buku.

Sudah menjadi ‘sistem bisnis’ yang dijalankan, dimana kami memberikan modal awal terlebih dahulu kepada para anggota pemilik tambak. Modal awal ini semua tercatat dengan syarat saat panen nanti, hasil udang akan dijual ke kami.

Udang hasil panen dari berbagai ‘anggota’ tersebut akan dibeli dengan harga kompetitif berdasarkan ukuran udang dalam setiap kilogramnya. Harga ini pun akan menyesuaikan dengan harga permintaan pasar.

Contohnya begini. Saat ini, harga udang vaname size 40 sebesar 45 ribu per kilogram. Bisa jadi harga ini bakal berubah pada minggu berikutnya. Sekadar informasi saja bahwa size 40 udang vaname itu artinya rata-rata ukuran udang yang dipanen adalah 40 ekor dalam 1 kilogram timbangan. Jika size 50, berarti 50 ekor udang dalam 1 kilogram. Semakin rendah size, maka harga semakin tinggi.

Udang hasil panen ini kemudian kami kirim ke perusahaan pengolahan udang yang ada di Makassar. Pastinya sebelum pengiriman, kami selalu memastikan harga size udang terlebih dahulu. Selisih antara harga beli perusahaan dengan harga beli ke anggota empang inilah yang menjadi keuntungan bisnis.

Sebuah Proses Panjang

Memulai bisnis udang vaname, bukanlah tiba-tiba karena keinginan saja tetapi ada perjalanan panjang di dalamnya. Semua berawal dari pembelian tambak 2 hektar.

Kala itu, penjaga tambak yang berada di salah satu lokasi terbaik di Tambu menginformasikan bahwa pemiliknya lagi butuh uang karena ingin digunakan biaya berobat keluarga. Harga yang ditawarkan adalah 50 juta untuk tambak seluas 2 hektar. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan, kami memutuskan untuk membeli 2 hektar tambak tersebut.

Tambak
Proses distribusi hasil tambak
Seiring berjalannya waktu, hasil panen dari tambak yang kami beli pun sudah bisa diambil keuntungannya. Hasil panen tersebut dijual di pasar tradisional kecamatan hingga kabupaten terdekat. Hingga suatu saat, daya beli pasar tradisional sudah tidak mampu menerima hasil panen udang vaname dari tambak kami. Kendala ini membuat kami harus mencari pangsa pasar lebih luas dan diputuskan untuk mengirim hasil panen ke kota Palu bukan lagi mengandalkan pasar tradisional kecamatan.

Tahun berjalan, beberapa tetangga mulai mempercayakan hasil panen udangnya ke kami untuk dibantu pasarkan. Dari satu tetangga ini lah berkembang menjadi banyak anggota dan tetangga lainnya. Otomatis, kami harus punya koneksi penerima udang skala besar berikutnya.

Berbekal potensi udang dari kami dan banyak anggota yang sudah bekerjasama, akhirnya kami mencoba mencari perusahaan besar hingga dipertemukan dengan salah satu perusahaan yang berada di Kawasan Industri Daya Kota Makassar. Semua pengiriman, handling dan invoicing berjalan dengan baik yang menjadi pembuka bisnis udang vaname ini bisa berkembang.

Sistem Pencatatan Manual

Dalam sistem bisnis, pencatatan menjadi salah satu kunci untuk mengetahui untung rugi penjualan. Jika hanya memiliki beberapa pelanggan mungkin tidak begitu repot tetapi bayangkan jika punya puluhan hingga ratusan pelanggan.

Masing-masing pelanggan butuh untuk diberikan modal awal dalam bentuk biaya operasional baru kemudian mengambil keuntungan dari mereka melalui hasil penjualan udangnya. Awalnya hanya mengandalkan note di handphone saja untuk masing-masing pelanggan.

catat manual

Tetapi karena jumlah transaksi per orang semakin banyak, akhirnya beralih dari catatan kecil di handphone ke buku tulis. Iya. Buku tulis.

Setiap pengeluaran, selalu dicatat ke dalam buku tulis tersebut. Masing-masing orang akan dicatat tanggal pengambilan, jenis keperluan dan jumlahnya. Dari sini bakal tercatat semuanya.

Nah, saat mereka ‘anggota empang’ ini panen dan mendapatkan hasil, barulah semua pengeluaran tadi dilunasi. Sehingga dalam satu siklus yang berjalan sekitar 3-4 bulan, urusan pemasukan dan pengeluaran selalu selesai.

Untuk keuntungan sendiri, mengandalkan dari selisih harga jual dari pabrik udang Makassar dengan harga beli udang ke ‘anggota empang’. Pastinya pembelian ini sudah memperhitungkan biaya operasional di dalamnya.

Jurnal Excel
Transaksi yang dicatat pada Excel
Mekanisme pencatatan manual ini kemudian diubah menggunakan sistem excel. Dimana semua transaksi dituliskan secara manual terlebih dahulu ke HP barulah ketika nanti tiba di rumah data dari HP ini dipindahkan ke Excel. Repot sudah pasti karena butuh kerja dua kali dalam memindahkan data.

Berharap sih, sudah ada sistem pencatatan yang sederhana dan mudah untuk membantu dalam sistem ‘akuntansi’ pengeluaran dan pemasukan. Jawabannya ternyata ada di aplikasi AmarthaFin.

AmarthaFin Bukan Aplikasi Biasa

Awal pertama kali mengenal AmarthaFin itu dari searching di internet terkait pembiayaan UMKM. Dari situlah muncul aplikasi AmarthaFin yang ternyata bisa digunakan untuk mencatat semua pemasukan dan pengeluaran. Cara isinya pun sederhana, tinggal masukkan jumlah, keterangan dan tanggal transaksinya. Data ini sudah sering kami gunakan saat melakukan pencatatan transaksi secara manual di buku.

Catatan transaksi di AmarthaFin
Setelah memasukkan semua data, nantinya akan muncul summary yang memperlihatkan total pemasukan dan pengeluaran sesuai periode yang dipilih. Bisa mingguan atau bulanan. Dengan data ini langsung ketahuan keuntungan pada periode berjalan. Lumayan banget dalam membantu pencatatan tanpa repot dalam  bentuk aplikasi. Tinggal buka HP, catat deh. Kalau mau ngecek, juga tinggal buka HP lagi. Semudah itu pokoknya.

Dan menariknya lagi, AmarthaFin ini ternyata bukan hanya menyediakan layanan pencatatan transaksi saja tetapi juga transaksi keuangan harian lainnya. Termasuk didalamnya untuk pembelian pulsa, listrik dan lain-lain.

Apalagi untuk area kami yang berada di daerah pesisir untuk pengisian pulsa atau pembayaran listrik saja harus ke kampung sebelah paling dekat atau jika tutup mau nggak mau harus ke kecamatan dengan jarak 14 kilometer. Kebayang banget kan repotnya.

Setelah mulai mengulik aplikasi AmarthaFin ini cocok juga loh dalam menunjang bisnis kami. Apalagi ada layanan Agen AmarthaLink. Jadi lumayan banget untuk mensupport bisnis saat ini.

Aplikasi AmarthaFin

Bayangkan saja, jika urusan beli pulsa dan listrik juga bisa kami handle hanya bermodalkan daftar jadi agen AmarthaLink. Selain mempermudah para ‘anggota’ untuk beli pulsa juga sekaligus meningkatkan engagement dengan mereka.

Cara jadi agen di Amartha juga mudah, bisa individu ternyata dan semuanya berawal hanya dari download aplikasi AmarthaFin. Setelah download baru deh daftar jadi agennya. Setelah beres, langsung bisa jualan baik itu pulsa, paket data, listrik dan layanan perbankan lainnya. Nggak nyangka juga sih ya, AmarthaFin dari Amartha ini benar-benar powerful app. Cocok buat pemula yang ingin bisnis dengan modal kecil atau usaha lain yang sudah berjalan dan ingin memperluas bisnisnya.

Kalian juga bisa kok. Tinggal download aplikasi AmarthaFin di Playstore atau AppStore. Jadikan AmarthaFin sebagai asisten finansial bisnis saat ini. Cobain deh.

Talif

Saat ini selain sebagai blogger juga bekerja sebagai technical team khususnya dalam dunia kimia perminyakan.