MASIGNASUKAv102
1508570391356967755

Tentang Keberlangsungan Dari Secangkir Kopi

Tentang Keberlangsungan Dari Secangkir Kopi
Add Comments
29 October 2024

 Tak ada yang lebih menyenangkan saat lingkaran pelangi membentang berlatar air terjun dan hijau pepohonan terpampang nyata di depan mata. Air jernih mengalir dan riak-riaknya mengikuti lekukan bebatuan diantara sela-sela kebun kopi nan menghijau. Sesekali, di sepanjang perjalanan bertemu para wanita hebat. Mereka adalah petani kopi yang sedang beristirahat di bawah rimbunan daun khas kebun kopi. Canda, tawa ria, bahkan sempat menawarkan panganan yang mereka lagi nikmati. Seramah itu petani kopi ini dalam menghargai tamu ‘asing’ yang berkunjung ke Curup Cadas Pelangi Indah

curup pelangi Lahat

Jujur. Saya merasakan pengalaman berbeda kala berkunjung ke Lahat, Sumatera Selatan dan mampir ke curug ini. Bukan hanya menghadirkan sensasi menikmati air terjun tetapi juga bertemu dengan keramahan warga lokal yang aktivitasnya sebagai petani kopi. Saya sih menyadari bahwa traveling dan kopi adalah dua hal yang sulit untuk terpisahkan. Tetapi baru kali ini merasakan langsung bertemu dengan para petani kopi.

Dalam benak saya, para petani kopi pastinya adalah pria karena harus mengangkat beban berat di punggung mereka kala musim panen kopi tiba. Tetapi, hal tersebut tidak terjadi di Lahat, malah para petaninya kebanyakan adalah wanita. Surprise.

Tanaman Kopi dekat dengan wisata
Akses disekitar kawasan wisata yang ditanami kopi
Itulah mengapa, kopi itu selalu menarik untuk ditelisik. Bukan hanya aroma dan cita rasanya, tetapi juga orang-orang dibalik mahakarya kopi itu sendiri. Termasuk para pejuang Ekonomi Restoratif dari Kopi.

“Ekonomi restoratif adalah suatu model ekonomi yang bukan hanya mementingkan keuntungan semata dari produk yang dihasilkan tetapi juga mempertimbangkan keseimbangan dan keberlangsungan alam dimana produk tersebut berasal”

Penerapan Ekonomi Restoratif Dunia Kopi

Tahu nggak, ternyata Indonesia adalah satu produsen kopi terbesar di dunia. Makanya tidak heran jika banyak sekali jenis-jenis dan merek kopi dari berbagai daerah. Dari pulau Sumatera hingga pulau Papua, semua memiliki kebun kopi. Sisi menariknya adalah, cita rasa dan aroma kopi yang dihasilkan itu berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya.

Saking banyaknya kebun kopi ternyata menimbulkan masalah tersendiri pada setiap prosesnya, tetapi yang paling merasakan dampaknya adalah petani kopi itu sendiri. Kebayang nggak, jika biji kopi yang sudah melewati proses panjang ini ternyata dihargai dengan nilai yang ala kadarnya. Sehingga para petani kopi jauh dari kata Sejahtera.

Untungnya hal seperti ini sudah tercapture oleh Java Kirana. Melalui berbagai program yang bisa meningkatkan produktivitas para petani kopi hingga meningkatkan kesejahteraan petani kopi itu sendiri pastinya.

Seperti yang disampaikan oleh Noverian Aditya selaku Founder Java Kirana dalam acara Nature’s Bounty: Drafting Sustainable Wonders with Local Coffee #KopiLokal bahwa “keberhasilan seorang petani kopi itu berawal dari proses menghasilkan kopi yang berkualitas dan mengurangi biaya produksi. Selain itu, dengan hadirnya Java Kirana akan membantu para petani menjalankan ekonomi restoratif dunia kopi serta membuka opportunity yang lebih besar”.

Noverian Aditya selaku Founder Java Kirana
Noverian Aditya (tengah) menyampaikan program dari Java Kirana
Beberapa  cara yang diterapkan untuk menjalankan ekonomi restoratif dunia kopi antara lain:

1.      Kebun kopi dengan tumpangsari

Untuk menjaga keanekaragaman hayati di kebun kopi sekaligus mendukung ekonomi restoratif ternyata bisa dijalankan dengan sistem tanam tumpangsari. Dimana di area kebun kopi bukan hanya menanam pohon kopi saja tetapi juga pohon bermanfaat lainnya yang bisa mendukung keberlangsungan alam.

Beberapa jenis tanaman yang bisa digunakan sebagai tanaman tumpangsari kopi antara lain tanaman pinang, nilam, jahe, kubis dan kentang. Jenis tanaman ini memang cocok untuk daerah dataran tinggi dimana kopi tumbuh dengan subur.

2.      Pemanfaatan limbah dari kopi

Pada proses pengolahan dari buah kopi menjadi biji kopi ternyata menghasilkan limbah berupa kulit kopi. Jika tidak dimanfaatkan dengan baik, maka limbah ini akan merusak lingkungan sehingga perlunya pengetahuan dan tindak lanjut yang tepat untuk mengatasi permasalahan limbah kopi.

Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah dengan pengolahan limbah kulit kopi sebagai pakan ternak warga sekitar, pembuatan biomassa hingga pupuk kompos. Jika hal ini diterapkan maka sudah pasti lingkungan bakal tetap terjaga kesuburannya dan terhindar dari masalah limbah.

3.      Akomodir kurasi kopi lokal

Kehadiran Java Kirana bukan hanya sebagai media partner saja tetapi lebih dari itu. Melalui berbagai program termasuk membantu para petani dang mengakomodir kurasi kopi lokal yang berkualitas.

Semakin baik kualitas kopi maka kopi tersebut memiliki peluang untuk digunakan sebagai raw material coffee shop salah satunya seperti Anomali Group lakukan. Hasil kurasi kopi lokal membuat kopi ini digunakan lebih banyak dengan harga terbaik.

Secangkir Kopi untuk Dunia dan Lingkungan

Percaya atau tidak bahwa perjalanan secangkir kopi yang dinikmati kala nongkrong di Anomali Coffee itu sudah melewati berbagai tahapan panjang. Bukan hanya sekadar minum kopi saja tetapi minum kopi berkualitas dari kopi lokal Indonesia.

Seperti yang disampaikan oleh Ibu Donna Elvina Amelia selaku Head of Indonesia Coffee Academy, Anomali Group bahwa "setiap kopi yang disajikan untuk pelanggan di Anomali Coffee pastinya sudah melewati 7 tahapan kurasi terlebih dahulu dari berbagai jenis kopi yang ada di Indonesia. Hanya kopi dengan kualitas terbaik dan standar tinggi yang akan menjadi secangkir kopi untuk pelanggan”.

Makanya tidak heran jika kenikmatan secangkir kopi dari Anomali Coffee itu benar-benar terasa nikmatnya. Karena kualitasnya benar-benar terjaga.

Ibu Donna Elvina Amelia
Ibu Donna Elvina Amelia saat menyampaikan terkait Anomali Group
Selain menjaga kualitas kopi, ternyata banyak hal yang sudah Anomali Group lakukan termasuk kepedulian terhadap lingkungan. Salah satunya melalui program pengemasan ramah lingkungan. Melalui program ini, beberapa inovasi yang dilakukan adalah:

1.      Kemasan Ice Cup untuk takeaway dengan plastic free dan sudah tersertifikasi oleh PEFC (Programme for the Endorsement of Forest Certification).

2.      Penggunaan kemasan take away yang biodegradable dengan sertifikat USDA. Kemasan ini dibuat dari tepung jagung.

3.      Penggunaan sedotan dari Petani Indonesia dengan bahan dasar singkong.

4.      Kemasan take away makanan dengan penggunaan Ecofren Box.

Dari apa yang Anomali Group lakukan memberikan kita pengalaman terbaik dalam menikmati secangkir kopi. Bukan hanya aroma dan citarasa khas dari kopi tetapi juga turut menjaga dunia dan lingkungan agar terbebas dari limbah dan polusi.

Kopi Lokal Juara
Kemasan ramah lingkungan dari Anomali Coffee
Saya pun percaya, sebagai pecinta traveling dan kopi bahwa menjaga alam, maka alam menjaga kita kembali. Semua itu bisa dilakukan dengan langkah sederhana, memilih menikmati secangkir kopi yang peduli terhadap lingkungan. Yuk dimulai.

Talif

Saat ini selain sebagai blogger juga bekerja sebagai technical team khususnya dalam dunia kimia perminyakan.