Alunan suara gondang, suling dan ogung memenuhi hall salah satu Gedung yang ada di Prabumulih. Di Tengah-tengah dua keluarga mempelai sedang melakukan Manortor. Mereka berdendang maju-mundur mengikuti irama musik. Dan ini adalah pertama kali saya menghadiri pesta perkawinan budaya Batak.
Keunikan
suatu perkawinan memang bisa dilihat dari gelaran pesta perkawinan adat. Suku
manapun juga pasti sama. Urutan-urutan acara dan keanekaragaman budaya, bisa
disaksikan dari setiap agenda. Pastinya sih, semua itu penuh filosofi dan sudah
diturunkan turun-temurun dari nenek moyang zaman dahulu. Begitu juga dengan
tradisi Manortor dalam pesta perkawinan.
Manortor sendiri merupakan salah satu cara keluarga mempelai pengantin untuk memberikan saweran uang yang di amplop yang dilakukan saat acara pernikahan adat Batak.
Selama proses Manortor, maka keluarga mempelai akan mengikuti gerakan tarian
tor-tor yang diiringi musik tersebut. Makanya jangan heran, jika riuh suara
musik dan tarian ini menggema saat acara pernikahan berlangsung.
Mengenal Budaya dan Tradisi Pernikahan Adat Batak
Jika di
Sulawesi Selatan, terkenal dengan nama duit panai sebagai uang yang diberikan
oleh calon mempelai pria ke keluarga mempelai wanita, maka bagi masyarakat
Batak juga mengenal hal yang sama. Namanya adalah Sinamot.
“Sinamot merupakan salah satu bentuk penyerahan uang atau kekayaan lainnya dari keluarga laki-laki kepada keluarga Perempuan sebelum pesta pernikahan adat Batak dilaksanakan”
Besaran
dari Sinamot ini akan ditentukan dan disepakati secara adat oleh kedua belah
pihak. Jadi, perkawinan bisa berlanjut jika mahar Sinamot sudah diserahkan. Oh
iya, sinamot ini merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada pihak pemberi
boru sekaligus sebagai lambing kebangaan bagi kedua mempelai.
Pernikahan
adat Batak biasanya dilakukan secara mewah dan melibatkan banyak keluarga dari
berbagai marga. Pastinya membutuhkan biaya yang lumayan besar. Makanya, perlu
banget merencanakannya dengan baik. Salah satunya dengan menghadiri Wedding
Batak Exhibition 2024.
Tentang Wedding Batak Exhibition 2024
Pertama kali diselenggarakan di Indonesia, tepatnya di Gedung SMESCO Jakarta, Wedding Batak Exhibition (WBE) 2024 hadir untuk mempertemukan antara calon pengantin dengan para vendor pernikahan dalam satu lokasi sehingga bisa menikmati suasana enjoy Jakarta.
Acara
keren ini di organizer oleh Helaparumaen dan Chathaulos dengan tujuan menyasar
para suku Batak yang ada di Jakarta sekaligus memperkenalkan keragaman budaya
Batak sebagai bagian dari Wonderful Indonesia. Turut serta dalam committee
pelaksanaan WBE adalah IWITA (Indonesia Women Information Technology
Awareness).
Acara
yang berlangsung dari tanggal 7-8 September 2024 ini benar-benar menguntungkan
banyak pihak. Mulai dari calon pengantin hingga para tenant. Bayangin saja
coba, melalui WBE para calon pengantin bisa mengetahui langsung budget
pernikahan dan juga tenant-tenant yang akan mensupport acara nantinya mulai
dari urusan catering, gaun pengantin, undangan hingga wedding event organizer,
semuanya ada disana dalam satu lokasi.
Menariknya
lagi WBE 2024 bukan hanya sekadar wedding exhibition saja tetapi juga ada
banyak kegiatan seperti fashion show dan Talk Show.
Talkshow Patriarki Budaya Batak Bersama Ina Rachman S.H., M.Hum
Awalnya,
saya ikut di acara ini untuk mengetahui budaya Batak itu seperti apa dan memang
disini kita bisa melihat banyak sekali budaya Batak tersebut. Saya sendiri
sempat menyaksikan tarian lima budaya Batak dan juga mengikuti sesi talkshow
bersama Ina Rachman S.H., M.Hum selaku Managing Partner dan Maestro Patent
International.
Mengangkat
tema, Harta, Tahta dan Wanita, Talkshow terkait patriarki dalam budaya Batak
serta peran hukum dalam mengadaptasi budaya Batak ini berlangsung di panggung
utama. Selama mengikuti talkshow, saya banyak mendapatkan insight terkait
kesamaan budaya Batak dengan budaya lainnya di Indonesia. Baik dalam hal
perkawinan maupun dalam hal warisan.
Dalam hal
perkawinan, di budaya Batak tidak boleh dilakukan perkawinan dari marga yang
sama. Sedangkan dalam hal warisan di budaya Batak, laki-laki lah yang berhak
mendapatkan harta warisan. Terus bagaimana dengan Nasib Perempuan terkait harta
warisan dalam budaya Batak?
Selama
Talkshow bersama Ina Rachman S.H., M.Hum, beliau menyampaikan bahwa “dalam
budaya Batak umumnya warisan untuk Perempuan diberikan oleh orang tuanya
sebagai bentuk kasih sayang tetapi jumlahnya memang tidak sebanyak untuk
laki-laki. Nah, salah satu cara melindungi harta warisan yang diberikan jika
terjadinya pernikahan dengan pihak keluarga lain dari segi hukum bisa dengan
perjanjian pra nikah.”
Karena di
Indonesia adalah negara berlandaskan hukum, maka beberapa budaya pun bisa
terlindungi dari segi adat dan juga hukum. Termasuk urusan pernikahan dan harta
warisan. Menarik banget.
Ibu Martha Simanjuntak (kiri) dan Ibu Ina Rachman SH., MH (kanan)
Selain
itu juga, selama talkshow disampaikan bahwa jika ada laki-laki di luar suku
Batak yang ingin meminang Perempuan Batak maka perlu dilakukan acara adat dan
pemberian marga. Barulah kemudian pesta pernikahan adat Batak bisa
dilaksanakan.
Informasi
ini sekaligus memberikan peluang bahwa, budaya Batak itu hebat dan bisa
melibatkan hubungan dengan orang dari luar suku Batak. Itulah mengapa, saya
katakan bahwa sesi Talkshow dalam rangka WBE 2024 ini penuh dengan insight dan
pengetahuan baru tentang budaya Batak. Keren.
comment 0 komentar
more_vert