MASIGNASUKAv102
1508570391356967755

Selamat Tinggal Liburan Ribet ke Thailand Hanya dengan QRIS Cross-Border

Selamat Tinggal Liburan Ribet ke Thailand Hanya dengan QRIS  Cross-Border
Add Comments
4 November 2023

 Pak, ini ya totalnya. Untuk pecahan uang baht yang besar nilai jualnya lebih tinggi dibandingkan pecahan kecil karena jarang yang mau tukar pecahan kecil pak

Liburan Maya Bay

Baik Bu. Nggak masalah. Itu juga cuma sisa liburan dari Thailand kok”. Padahal dalam hati, lumayan juga ya selisihnya. Mulai dari selisih nilai jual dan beli, ditambah lagi kali ini selisih karena pecahan kecil mata uang baht yang dimiliki. Emang sih, awalnya tidak terlihat seberapa, cuma karena kali ini sisa uang baht-nya lumayan banyak pecahan kecil, jika di total bisa sampai 3.000 baht. Kalau kursnya jatuh gini, jadi terasa kecil nilai rupiah yang diterima.

Jujur, untuk urusan liburan ke Thailand, saya selalu mempersiapkan dengan baik. Mulai dari tiket, akomodasi, sim card hingga budget duit yang akan digunakan. Nah, khusus untuk urusan uang yang dibawa ke Thailand, saya selalu mempersiapkan dua cara. Pertama dengan menukarkan uang rupiah ke mata uang dollar Amerika (USD) dan baht Thailand. Kedua dengan membawa kartu ATM bank dalam negeri berlogo VISA atau Mastercard.

Cara pertama, selalu berjalan dengan baik meskipun sering kesal juga ketika balik lagi ke Indonesia dan ingin menukarkan sisa mata uang asing. Saya masih ingat dengan jelas, kasus mata uang USD pecahan 100 dollar yang sesuatu banget. Kebetulan kala itu masih ada sisa 2 lembar USD pecahan 100 yang diletakkan di tas kecil. Karena mungkin pas ambil duit lainnya buru-buru sehingga, 2 lembar uang dollar ini terlipat. Eh, malah money changer menolak. Alasannya karena uang dollarnya terlipat. Kesel nggak tuh. 

Alhasil, bolak-balik cari money changer yang mau menerima uang dollar ‘terlipat’. Syukurnya dapat, meskipun nilai jualnya lumayan jauh dari nilai tukar pada papan informasi money changer tersebut.

Kala Kartu ATM Jadi Solusi Awal

Kata orang, pengalaman adalah guru berharga. Sejak saat itu, untuk urusan tukar menukar uang, saya kapok membawa uang dollar ke Thailand. Cukup membawa baht saja. Kiranya liburan seminggu, tinggal bawa sekitar 20.000 baht. 

Tetapi terkadang, jika banyak keluarga dan rekan nitip oleh-oleh, duit cash yang dibawa pun habis. Mau nggak mau dong, bakal tarik tunai menggunakan kartu ATM berlogo Mastercard dan VISA.

Oh iya, perlu diketahui juga bahwa bagi yang ingin melakukan transaksi di luar negeri menggunakan ATM berlogo VISA atau Mastercard dari bank di Indonesia jangan lupa untuk aktifkan dulu transaksi tarik tunai internasionalnya. Karena rata-rata bank memberlakukan ATM yang ada hanya untuk transaksi dalam negeri. Sehingga untuk transaksi tarik tunai di luar negeri seperti di Thailand, perlu untuk mengaktifkan fiturnya terlebih dahulu via customer service.

Menggunakan kartu ATM untuk tarik tunai di Thailand itu gampang kok, sama seperti di Indonesia. Tinggal cari mesin ATM dengan logo VISA atau Mastercard terus ubah bahasanya ke bahasa Inggris dan ikuti instruksi tarik tunainya. Dalam sepersekian detik, uang baht pun sudah ditangan. Sesimpel itu.

Pernah suatu saat, di H-1 sebelum balik ke Indonesia biasanya memang fokus untuk urusan belanja. Rencana awal belanjanya nggak seberapa, jadi cuma tarik 2000 baht saja. Pas nemu tas menarik dan menginfokan ke keluarga ternyata mereka juga pengen. Akhirnya tarik lagi 2000 baht. Bahkan ketika hari kepulangan, mempertimbangkan biaya taxi, makan di bandara dan lain-lain, akhirnya narik lagi ke mesin ATM sebesar 2000 baht. Kebiasaan seperti ini ternyata nggak ramah di kantong loh. 

Chatuchak Weekend Market

Menarik uang tunai di mesin ATM luar negeri itu bakal ada biaya administrasi yang dibebankan setiap kali tarik tunai. Umumnya sebesar 25 ribu rupiah. Nah, kebayang kan, jika tarik tunainya berkali-kali, untuk urusan biaya admin saja bisa sampai seratus ribu jika tariknya 4 kali.

Meskipun penggunaan kartu ATM menjadi solusi awal untuk urusan belanja di Thailand,  sejak saat itu saya selalu langsung ambil banyak setiap penarikan agar tidak kena biaya admin berkali-kali. 

Hadirnya QRIS Cross-Border Sebagai Solusi Nyaman

Sejak teknologi nirkabel berkembang, saya sangat salut dengan perkembangan yang signifikan di semua bidang, termasuk dalam bidang perbankan. Tahu sendiri kan, sebelum kemunculan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang dipelopori oleh Bank Indonesia bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), meskipun sudah bisa cashless tetapi pengguna harus memiliki banyak aplikasi alias masing-masing bank atau metode pembayaran hanya bisa melakukan scan QR yang inline saja. 

Saya sendiri masih ingat, kala itu cuma punya OVO saja dan ingin melakukan pembayaran pada rekanan yang menggunakan QR Gopay, ternyata nggak bisa loh karena providernya berbeda. Jadinya, para penjual harus menyediakan banyak QR code sesuai dengan aplikasi pembayaran yang dimiliki oleh pengguna. Kebayang, betapa repot dan mubazirnya.

Makanya QRIS hadir untuk menangani kerepotan ini. Cukup menggunakan 1 QR code saja dan bisa digunakan untuk semua merchant pembayaran.

Sekadar informasi nih ya, kalau QRIS itu bukan aplikasi loh. Tetapi fitur kanal pembayaran yang sudah disediakan di setiap aplikasi mobile banking atau sistem pembayaran lainnya. Jadi, jangan sampai salah kaprah ya.

Setelah QRIS diberlakukan menyeluruh se-Indonesia, kini QRIS sudah bisa dipakai di beberapa negara ASEAN seperti Thailand dan Malaysia serta akan menyusul beberapa negara ASEAN lainnya dengan nama program QRIS Cross-Border.

Kehadiran QRIS Cross-Border ini merupakan inisiatif dari Bank Indonesia loh dalam rangka mewujudkan konektivitas sistem pembayaran dengan bank sentral lain di kawasan ASEAN. Keren banget kan. Jadi, ketergantungan terhadap uang dollar juga mulai berkurang. Malah yang ada, perekonomian kawasan ASEAN bakal lebih tumbuh pesat secara kawasan.

Pemanfaatan QRIS Cross-Border ini juga mendukung misi keketuaan Indonesia 2023 di ASEAN. Apalagi saat ini fokus keketuaan pada tiga aspek utama yaitu membangun pertumbuhan regional, mendukung pertumbuhan berkelanjutan dan memacu pertumbuhan digital seperti penerapan QRIS Cross-Border.

Keuntungan Penggunaan QRIS Cross-Border

Mendengar nama QRIS, pasti langsung familiar. Ya kan. Apalagi bagi para milenial yang suka transaksi cashless. Terus, kalau QRIS sudah bisa dipakai di Thailand, jadinya bakal memberi kenyamanan. Kehadiran QRIS Cross-Border ini layaknya angin segar dan menjawab semua permasalahan untuk urusan keuangan ketika liburan ke Thailand.

Awalnya saya pikir, ini hanya gimmick saja. Mana mungkin fitur QRIS bisa digunakan di Thailand. Eh, beneran. Pas kawan liburan kesana, dia langsung update infonya. Untuk jajan mango sticky rice atau hanya nongkrong di cafe-cafe Thailand sambil minum secangkir kopi, semuanya bisa menggunakan QRIS Cross-Border.

Cara menggunakan QRIS Cross Border di Thailand

Sebenarnya sih fase ujicoba penggunaan QRIS Cross-Border di Thailand ini dimulai sejak 17 Agustus 2021. Baru kemudian diresmikan tahapan implementasinya dengan melibatkan 76 penyedia jasa keuangan baik di Indonesia maupun di Thailand. 

Beberapa bank di Thailand yang sudah mengimplementasikan penggunaan QRIS Cross-Border antara lain Bank CIMB Thai, BBL (Bangkok Bank), BAY (Bank of Ayudhya), Krungthai Bank (KTB), Kasikorn Bank (KBANK) dan Siam Commercial Bank (SCB). Sedangkan aplikasi pembayaran Indonesia yang bisa scan QR Thailand antara lain BCA, BSI, DANA, Bank Sinarmas, CIMB Niaga, Bank Mega, Permata bank, Bank BPD Bali, Jenius dan akan bertambah lagi seiring kemudahan transaksi lintas negara ini.

Pemanfaatan QRIS Cross-Border dari Bank Indonesia ini menerapkan Prinsip CeMuMuAH. Lucu ya kedengarannya. Tapi itu lah prinsip yang sekaligus menjadi keuntungan loh dalam implementasinya.

Ce berarti Cepat

Artinya proses transaksi berjalan secara real time. Jadi, kalau kita melakukan scan QRIS di Thailand menggunakan salah satu aplikasi perbankan yang kita miliki maka dana terpotong langsung dan tercatat dalam baht yang kemudian dikonversi saat itu juga ke rupiah dengan nilai tukar yang kompetitif. That’s it. Sesimpel itu.

QRIS Cross-Border

Mu yang pertama berarti Mudah

Bener banget. Urusan Mudah adalah hal paling disukai ketika liburan ke Thailand. Apalagi jika kemudahan tersebut berhubungan dengan sistem pembayaran. Cukup menggunakan aplikasi pembayaran yang kita miliki dari Indonesia tanpa perlu install-install aplikasi lainnya di Thailand, maka urusan pembayaran langsung beres. Sat set banget lah.

Mu yang kedua berarti Murah

Ini paling menarik. Sebelumnya saya infokan jika tarik tunai menggunakan ATM Indonesia di Thailand maka ada biaya admin sebesar 25 ribu rupiah. Nah, kalau pakai QRIS Cross-Border ini, nggak ada lagi biaya admin seperti itu. Makanya urusan transaksi keuangan lebih efisien dan jatuhnya lebih murah dibandingkan tarik tunai ATM atau malah menggunakan money changer untuk jual beli mata uang Baht.

A berarti Aman

Sama seperti di Indonesia, sistem pembayaran QRIS di Thailand juga menggunakan sistem pembayaran nirsentuh tanpa media fisik sehingga jauh lebih aman dibandingkan menggunakan sistem tunai. Tidak perlu lagi repot-repot bawa uang tunai sampai satu tas untuk belanja, cukup dengan fitur QRIS di handphone maka semuanya terselesaikan.

H berarti Handal

Meskipun lagi berada di Thailand, tetapi dengan diterapkan QRIS Cross-Border jadi terasa mudahnya. Bisa transaksi dimana saja dan kapan saja tanpa memandang jam buka dan tutup bank.

Dengan berbagai keuntungan berdasarkan prinsip dari QRIS Cross-Border di Thailand ini, kemudahannya langsung terasa. Jujur, masalah nilai tukar karena pecahan uang baht kecil terselesaikan. Terus tidak perlu lagi repot-repot untuk bawa uang tunai banyak-banyak yang bisa mengundang kejahatan karena mencolok. Paling pentingnya sih, bisa digunakan dimana saja dan kapan saja. Bahkan untuk belanja di Seven Eleven dan Night Bazar yang banyak tersebar di Thailand, itu bisa banget.

Nigh Bazaar

Jadi nggak sabar, nunggu negara lain mengimplementasikan QRIS Cross-Border. Karena bagi saya, kemudahan transaksi pembayaran seperti ini bisa membuat mood dan kenyamanan liburan di luar negeri menjadi meningkat. Liburan nyaman, kerjasama ekonomi antar ASEAN pun lebih meningkat. Percaya deh.

Talif

Saat ini selain sebagai blogger juga bekerja sebagai technical team khususnya dalam dunia kimia perminyakan.