Bukankah pendidikan itu adalah hak seluruh bangsa? Nah, terus mengapa masih harus diperjuangkan?
Pernah nggak sih terpikirkan bahwa tidak semua anak di negeri ini bisa menikmati pendidikan layak. Ada banyak faktor yang bisa membuat hal tersebut terjadi. Mulai dari faktor ekonomi, jarak dan kondisi sosial. Padahal dalam Undang Undang Dasar, pendidikan adalah hak seluruh bangsa.
Meskipun pendidikan termasuk dalam hak seluruh anak tetapi faktanya tidak semudah itu di lapangan. Tetap saja masih banyak anak putus sekolah dan tidak bisa menyelesaikan jenjang pendidikan 12 tahun. Terus, bagaimana sebaiknya agar setiap anak bisa mengenyam pendidikan? Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan.
1. Memberikan pemahaman ke keluarga akan pentingnya pendidikan
Banyak keluarga yang tidak begitu memahami betul akan makna dan tujuan dari pendidikan. Mereka hanya memahami bahwa ketika anak sudah mampu membaca, menulis dan menghitung maka pendidikan bisa dihentikan saat itu juga. Padahal urusan pendidikan bukan hanya sebatas itu.
Pendidikan layaknya investasi yang hasilnya baru dinikmati jangka panjang. Jenjang pendidikan yang dimulai dari SD selama 6 tahun kemudian SMP 3 tahun dan SMA 3 tahun baru kemudian masuk ke dalam pendidikan tinggi. Semuanya butuh waktu dan proses.
Sebagai investasi, jelas proses didalamnya terjadi dan memakan waktu yang cukup lama baru kemudian dinikmati hasilnya. Bagi orang yang berpendidikan akan memberikan banyak peluang pekerjaan dibandingkan mereka yang putus sekolah sehingga para orang tua harus benar-benar memahami hal ini.
2. Mempermudah akses untuk mendapatkan pendidikan yang layak
Jarak tempuh antara tempat tinggal dengan sekolah terkadang juga menjadi kendala. Bahkan di beberapa daerah dibutuhkan perjalanan puluhan kilometer untuk mendapatkan akses pendidikan. Makanya penting sekali untuk mempermudah akses ke fasilitas sekolah agar anak-anak yang ingin menikmati pendidikan menjadi nyaman dan tidak terbebani atas jauhnya jarak tersebut.
3. Memberikan bantuan beasiswa
Beasiswa menjadi semacam pemicu dan penyemangat buat para peserta didik untuk tetap lanjut sekolah. Bahkan buat mereka yang berasal dari kalangan ekonomi tidak mampu, beasiswa adalah salah satu solusi tepat. Dengan hadirnya beasiswa maka faktor ekonomi sudah bukan jadi halangan. Sehingga tidak ada lagi alasan untuk tidak lanjut sekolah.
Sebagai contoh nih ya, ternyata ada loh sekolah yang memberikan beasiswa penuh buat para peserta didiknya, namanya SMK Bakti Karya (SBK) Parigi Pangandaran. Sekolah ini merupakan sebuah yayasan pendidikan yang menyediakan beasiswa penuh bagi siswa/i dari seluruh penjuru nusantara, dengan latar belakang budaya yang beragam dan pastinya mewakili ke Bhineka Tunggal Ika-an Indonesia.
Menurut Ai Nurhidayat selaku pendiri SMK Bakti Karya (SBK) Parigi Pangandaran yang berdiri sejak 2016 lalu mengatakan bahwa SBK adalah sekolah multikultural dengan memberikan beasiswa bagi seluruh siswa yang ingin mengenyam pendidikan di sekolah ini. Hingga tahun 2022, sudah ada 7 angkatan dan para siswa/i nya berasal dari 7 kota berbeda seperti Jayapura, Sorong, Ambon, Kupang, Makassar, Palembang dan Pekanbaru.
Dengan dasar sebagai sekolah multikultural dengan beasiswa penuh, SBK membuka akses dengan melibatkan publik seluas-luasnya agar transparan diketahui segala proses belajar mengajar serta memberikan kesempatan kepada siswa bersekolah selama 3 tahun. Dan hal ini ternyata disambut baik oleh JNE.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa meskipun JNE adalah perusahaan nasional yang berkonsentrasi pada bidang usaha jasa pengiriman dan pendistribusian sejak tahun 1990 tetapi JNE juga berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan terbaik melalui inovasi dan pengembangan serta berkolaborasi secara berkesinambungan termasuk dalam bidang pendidikan.
Sesuai dengan tagline JNE, “Connecting Happiness”, yaitu semangat mengantarkan kebahagiaan dan termasuk didalamnya mengantarkan kebahagiaan dalam dunia pendidikan dengan memberikan donasi beasiswa untuk SMK Bakti Karya (SBK) Parigi Pangandaran beberapa waktu yang lalu.
Selain memberikan beasiswa bagi peserta didik SBK, JNE juga melakukan acara silaturahmi yang dilangsungkan di Ballroom kantor JNE Jl. Tomang Raya 11, Jakarta Barat pada Selasa, 19 Juli 2022. Disana, adik-adik dari SMK Bakti Karya Parigi melakukan office tour dan juga berkenalan dengan M. Feriadi Soeprapto selaku Presiden Direktur JNE, Doedi Hadji selaku Head of Marketing Communication JNE, Ayung Prasetyo selaku Human Capital Operation Division Head.
Selain itu pula ternyata turut hadir Maman Suherman selaku pegiat literasi yang selalu menjunjung tinggi toleransi dan keberagaman di Indonesia dengan memberikan banyak sekali inspirasi dan motivasi untuk para peserta didik.
Menurut Bapak M. Feriadi Soeprapto selaku Presiden Direktur JNE, menyampaikan, “Dalam menjalankan bisnis, pastinya JNE akan tetap memberikan kebahagiaan bagi masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan sesuai dengan semangat Connecting Happiness. JNE selalu berkomitmen untuk terus memberikan manfaat yang seluas-luasnya dan sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Indonesia. Termasuk didalamnya dengan memfasilitasi kegiatan belajar mengajar siswa-siswi SMK Bakti Karya Parigi Pangandaran yang berasal dari berbagai suku di Indonesia.
Berharap sih, di umur JNE yang sudah menginjak 32 tahun tetap memberikan kontribusi yang berkesinambungan untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Agar tidak ada lagi anak yang putus sekolah dan pastinya terpenuhi hak pendidikannya.
comment 0 komentar
more_vert