Surat Thani Airport: Bandara terdekat menuju Koh Samui |
Perjalanan Menuju Koh Samui
Dari Airport, bis
melaju perlahan meninggalkan gerbang “selamat datang” dan sesaat kemudian,
jalan luas, sepi nan mulus pun menyambut. Dikiri-kanan, sepanjang perjalanan
tampak deretan rumah warga yang tidak begitu berbeda dengan bentuk rumah di
Indonesia, kecuali banyaknya “wat” sebagai tempat beribadat umat Budha. Papan
penunjuk berlatar biru dengan tulisan Donsak Pier berwarna putih sebagai
penanda bahwa dermaga Donsak sudah dekat, tempat penyeberangan menuju Koh
Samui. Butuh waktu sekitar 1 jam 45 menit untuk tiba di tempat ini dari bandara Surat Thani.
Donsak Pier |
Riuh pikuk orang
berlalu-lalang di Donsak Pier tidak seramai pelabuhan Merak, tetapi semuanya
tergesa-gesa. Bunyi suara nyaring dari Kapal Ferry adalah penyebabnya. Setelah
mengambil boarding pass Ferry, saya pun melangkah kan kaki dengan sedikit
berlari menuju Gate 1. Tiket diambil, masuk ke bibir Ferry dan beberapa detik
kemudian, pintu Ferry pun terangkat. Tidak disangka, saya adalah penumpang
terakhir yang masuk ke kapal 4 tingkat ini.
Baca juga: Cara Menuju Khaosan Road
Tingkat pertama tampak parkir, mobil, truk dan kendaraan bermotor lainnya. Tingkat kedua dan ketiga merupakan area pengunjung. Untuk tingkat paling atas saya tidak berhasil melihat, ada apa gerangan diatasnya. Sekitar 1 jam 30 menit, waktu yang dihabiskan untuk berlayar dari Donsak ke Koh Samui.
Baca juga: Cara Menuju Khaosan Road
Tingkat pertama tampak parkir, mobil, truk dan kendaraan bermotor lainnya. Tingkat kedua dan ketiga merupakan area pengunjung. Untuk tingkat paling atas saya tidak berhasil melihat, ada apa gerangan diatasnya. Sekitar 1 jam 30 menit, waktu yang dihabiskan untuk berlayar dari Donsak ke Koh Samui.
Setibanya di Lipa
Noi Pier, papan bertuliskan “Koh Samui” terpampang dengan angkuhnya. Laju
langkah saya percepat, bergegas menuju pintu kedatangan dengan jarak begitu
jauh dari bibir dermaga. Berbekal tiket mini van 200 baht ditangan untuk penggunaan
mini van menuju Muslim Village. Kesan elegan tampak nyata didalam minivan
bermuatan 10 orang. Semua barang bawaan diletakkan dibagian belakang, ditumpuk
sedemikian rupa agar tampak rapi. Butuh waktu 45 menit dari Lipa Noi menuju
Muslim Village.
Kampung Muslim Koh Samui |
Kampung Muslim Koh Samui
Tak pernah terbayangkan sebelumnya tentang kehidupan masyarakat muslim di Thailand, apalagi di kawasan pulau terpencilnya dan kali ini pun, saya membuktikan bahwa pulau ini masih menyimpan sejarah masa lalu, erat hubungannya dengan Muslim Melayu.
Perut yang sudah
mulai bunyi, menuntun saya menuju rumah makan sederhana, tepat disisi kiri
Masjid Nurul Ikhsan. Tampak 2 buah meja berjejer, dipisahkan dengan jalan masuk
warung. Tak satu pelanggan pun ada pada saat itu.
Waktu tepat untuk mencari berbagai informasi terkait kehidupan muslim disini sambil menyantap makan siang yang lupa untuk ditunaikan sejak dari bandara Surat Thani. Menggunakan bahasa Inggris dan bahasa tubuh, saya pun menunjuk mie panjang nan tebal seperti penampakan mie medan. Sontak kemudian sang pramusaji wanita yang masyarakat sekitar memanggilnya “Mei”, mengeluarkan kata “kuning”. Kaget, tercengang dan bangga, tercampur aduk saat wanita tersebut bisa berbahasa Melayu. Kata “kuning” pun mengantarkan saya untuk lebih banyak mengeksplor bahasa sehari-hari mereka.
Waktu tepat untuk mencari berbagai informasi terkait kehidupan muslim disini sambil menyantap makan siang yang lupa untuk ditunaikan sejak dari bandara Surat Thani. Menggunakan bahasa Inggris dan bahasa tubuh, saya pun menunjuk mie panjang nan tebal seperti penampakan mie medan. Sontak kemudian sang pramusaji wanita yang masyarakat sekitar memanggilnya “Mei”, mengeluarkan kata “kuning”. Kaget, tercengang dan bangga, tercampur aduk saat wanita tersebut bisa berbahasa Melayu. Kata “kuning” pun mengantarkan saya untuk lebih banyak mengeksplor bahasa sehari-hari mereka.
Mie kuning di Kampung Muslim Koh Samui |
Berasal dari Peranakan Melayu
Mei, wanita
berperawakan gempal dan berkulit hitam berumur sekitar 60-an tahun. Keriput
tampak nyata dari wajah beliau. Menggunakan penutup kepala yang diikat pada
bagian belakang leher yang berbatasan dengan ujung rambut. Meskipun bahasa Thailand merupakan bahasa
ibu, tetapi ternyata ada beberapa kata sehari-hari, sama dengan bahasa melayu.
Fakta itu tampak dari Mei. Percakapan pun berlanjut dengan bahasa melayu. Dengan gaya santai sambil duduk dikursi malas beliau menjabarkan kehidupan masyarakat muslim village yang mayoritas sebagai nelayan dengan jumlah populasi muslim mencapai seribu orang. Jumlah fantastis sebagai warga minoritas di pulau samui yang berpenghuni lebih dari 63 ribu orang.
Fakta itu tampak dari Mei. Percakapan pun berlanjut dengan bahasa melayu. Dengan gaya santai sambil duduk dikursi malas beliau menjabarkan kehidupan masyarakat muslim village yang mayoritas sebagai nelayan dengan jumlah populasi muslim mencapai seribu orang. Jumlah fantastis sebagai warga minoritas di pulau samui yang berpenghuni lebih dari 63 ribu orang.
Sungguh, suatu
kehormatan mengetahui kehidupan muslim melayu peranakan di Teluk Thailand. Di
akhir percakapan, saya pun bertanya harga santapan siang.
Selepas makan siang ini, aku pun bergegas, menikmati sudut lain dari Koh Samui yang layak untuk dieksplor. Pantai dengan pasir putih hingga batu menjulang di bibirnya. Semuanya akan dinikmati sepanjang perjalanan selama satu minggu ke depan.
Dengan santai, beliau menjawab “empat pulu” dengan bahasa melayu yang berarti 40 Baht. Kuserahkan 100 Baht, sesaat kemudian Mei, mengembalikan dengan pecahan 20 Baht sebanyak 3 lembar sambil berkata “Enam Pulu”.
Selepas makan siang ini, aku pun bergegas, menikmati sudut lain dari Koh Samui yang layak untuk dieksplor. Pantai dengan pasir putih hingga batu menjulang di bibirnya. Semuanya akan dinikmati sepanjang perjalanan selama satu minggu ke depan.
comment 0 komentar
more_vert