“Bro, sadar nggak sih kalau akhir-akhir ini cuaca itu tidak menentu? Bahkan kalau pas panas, rasanya itu kayak terpanggang. Padahal dulunya nggak kayak gini loh”. Celoteh teman seperti ini seakan membuka tabir umum bahwa perubahan iklim itu nyata adanya.
Bahkan saat berkunjung ke salah satu
pesisir Pantai yang ada di Muara Gembong, tanah retak dan kering adalah
pemandangan biasa. Padahal posisi mereka berada di pesisir Pantai.
Hal ini menunjukkan bahwa dampak
perubahan iklim benar-benar tidak terelakkan lagi. Semua lini merasakannya,
tinggal kita mau seperti apa? Memperbaikinya atau hanya diam meratapi kenyataan
bahwa suhu bumi tidak baik-baik saja.
Dari Gerakan Untuk Perubahan
Menjadi makhluk bumi yang sempurna,
pastinya kita diberikan akal sehat untuk berpikir dan menuangkan hasil
pemikiran dalam aksi nyata. Makanya tidak heran, para ahli pun terlibat
langsung dalam menangani dampak perubahan iklim yang terjadi secara global.
Salah satu yang menarik perhatian
adalah akan diselenggarakannya Conference of the Parties ke 30 atau disingkat
COP30. Acara ini merupakan Konferensi Tingkat Pihak dari Perjanjian Perubahan
Iklim PBB, yang akan diselenggarakan pada November 2025 di Belém, Brasil.
Konferensi COP30 ini berfokus pada upaya negosiasi dan penyusunan solusi
bersama dalam mengatasi krisis dan dampak dari perubahan iklim. Bukan hanya
sekadar konferensi tetapi juga memberikan kesempatan bagi negara-negara yang
hadir maupun terlibat secara tidak langsung untuk meningkatkan aksi nyata
penanganan perubahan iklim nasional.
Menurut CÃnthia Leone
selaku Coord selaku Diplomacia Climática do ClimaInfo dalam
paparannya menyatakan bahwa “COP adalah area diplomatik dimana kehadiran
berbagai organisasi dan para ahli yang peduli dengan perubahan iklim dan issue
didalamnya. Harapannya memberikan dampak secara global, bukan hanya bagi negara
Brazil yang berada di kawasan Amazon”.
Kita Semua Bisa Berpartisipasi
Meskipun pelaksanaan COP30 sebagai
konferensi perubahan iklim yang akan diselenggarakan di Brasil, bukan berarti
kita yang berada di luar negara tersebut tidak bisa berpartisipasi. Ada banyak
cara yang bisa dilakukan untuk mendukung COP30 ini.
Salah satu hal menarik yang bisa
dilakukan seperti yang disampaikan oleh Laila Zaid dari CuÃca bahwa
semua orang bisa berkolaborasi untuk membuat sebuah konten menarik terkait
dampak perubahan iklim dan bagaimana hal kecil tersebut bisa membantu dalam
kehidupan sehari-hari.
Makanya, saya pun percaya bahwa
setiap aksi kecil yang kita lakukan dan disebarkan ke khalayak umum adalah
bukti nyata untuk mengurangi beban bumi. Tinggal bagaimana Gerakan sederhana
ini bisa konsisten dilakukan dan diterapkan ke semua lini masyarakat. Bukan
hanya untuk mendukung COP30 tetapi menjadi bagian dari Gerakan perubahan iklim
agar lebih kondusif.
Aksi Nyata Untuk Mengurangi Dampak Perubahan Iklim
Menyadari bahwa bumi lagi tidak
baik-baik saja, pastinya bukti aksi nyata yang mudah dilakukan dan berdampak.
Ada beberapa aksi nyata yang sering saya lakukan dan bisa menjadi kampanye
mengurangi dampak perubahan iklim.
1. Penggunaan Transportasi Umum
Mungkin masih banyak yang belum
menyadari bahwa dengan memilih menggunakan transportasi umum itu artinya kita
sudah peduli akan keberlangsungan iklim yang kondusif. Berkurangnya emisi gas
CO2 sebagai salah satu penyebab efek rumah kaca adalah dampak nyata dari
penggunaan transportasi umum.
Saat menggunakan transportasi umum,
kita berperan aktif dalam CO2 saving. Bayangin saja coba, jika semua orang
beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, maka CO2 saving pun
semakin tinggi dan efek jangka panjangnya pemanasan global perlahan berkurang.
2. Mengurangi Penggunaan Bahan Sekali Pakai
Banyak hal dalam aktivitas kita masih
sering menggunakan kemasan sekali pakai. Apalagi kemasan yang berbahan dasar
dari plastik. Padahal material plastic ini, apalagi yang terbuat dari minyak
bumi selama proses dan penggunaannya juga menghasilkan CO2 yang bisa
memperparah perubahan iklim. Belum lagi sulitnya plastic ini terurai di
lingkungan.
Oleh karena itu penting banget untuk
sadar dan mengurangi penggunaan bahan sekali pakai. Caranya gampang, untuk
minum sudah terbiasa memanfaatkan tumbler kesana kemari. Sedangkan untuk
belanja, nggak ada salahnya menggunakan tote bag sebagai pengganti pembungkus
plastic. Langkah sederhana sangat berdampak pastinya untuk mengurangi efek
negatif perubahan iklim.
3. Aktif Dalam Gerakan Penanaman
Sebagai orang yang terlahir dan besar
di daerah pesisir pasti juga merasakan dampak dari perubahan iklim. Mulai dari
naiknya permukaan air laut hingga abrasi. Makanya, kejadian seperti ini bisa
dicegah dengan Mangrove Planting.
Kehadiran hutan mangrove bisa menjadi
penahan gelombang penyebab abrasi sekaligus tempat tumbuhnya ekosistem pesisir
di dalamnya.
Contoh sederhana seperti ini, bisa
dilakukan oleh siapapun dan menjadi gaya hidup berbasis keberlanjutan
lingkungan. Langkah seperti ini bukan hanya mendukung COP30 di Brazil tetapi
juga menjadi bagian menciptakan iklim kondusif untuk kita dan anak cucu kelak.
Yuk Dimulai.





comment 0 komentar
more_vert