Bagi mahasiswa tahun 2000’an pasti merasakan betapa ribetnya pengisian KRS yang harus bolak-balik dari dekanat ke jurusan.
Bayangin saja coba, untuk pengisian
KRS langkah awal yang perlu dilakukan adalah pengambilan formulir KRS di
Dekanat. Setelah itu menunggu jadwal dosen wali untuk bertemu satu per satu
hanya dalam rangka pengisian KRS dan proses tanda tangan. Dari sini, salah satu
lembaran KRS tersebut harus dikembalikan lagi ke bagian akademik dekanat.
Kebayang banget nggak sih ribetnya,
apalagi jika menjelang libur akhir semester. Rasa deg-degannya bisa sampai di
ubun-ubun. Tapi itu dulu.
Untungnya saat ini, sudah banyak yang
menerapkan digitalisasi kampus. Bahkan bukan hal sulit lagi, jika kampus
ternama menggunakan kalimat ‘smart campur Indonesia’ sebagai embel-embelnya.
Itu semua karena pemanfaatan teknologi digital.
Manfaat Penerapan Sistem Digital di Kampus
Saat teknologi sudah mulai merambah,
maka mau tidak mau harus dimanfaatkan dengan baik. Termasuk di kalangan
Universitas. Saya ingat betul, untuk urusan pengisian KRS kala melanjutkan
kuliah magister itu semua berjalan secara online.
Betapa mudahnya proses ini.
Bandingkan jika zaman dulu yang begitu ribet dan harus semuanya diurus di
kampus. Tetapi sekarang, semuanya bisa dilakukan dalam genggaman handphone,
kapanpun dan dimanapun.
Manfaat utama dari digitalisasi
sistem akademik di kampus adalah proses ringkas dan tidak mudah. Mahasiswa
cukup log in ke dashboard masing-masing untuk melakukan pengisian KRS kemudian
notifikasi akan masuk ke dosen wali dan bagian akademik di Tingkat fakultas.
Tidak perlu lagi tatap muka. Just click, se-simple itu.
Itulah mengapa, sistem digital ini
benar-benar membantu dan menguntungkan kedua belah pihak. Bagi mahasiswa, tidak
perlu lagi mencari dosen wali hanya untuk proses approval KRS. Begitupun dengan
dosen wali yang dengan mudah mengklik persetujuan KRS mahasiswa sehingga waktu
lainnya bisa dimanfaatkan untuk mengerjakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Dari Manual ke Solusi Educloud
Dulunya, saat proses pendaftaran
ulang mahasiswa dan verifikasi data semua dilakukan secara manual. Datang ke
kampus, kumpulkan berkas, antri untuk proses verifikasi. Setelah itu, dokumen
ini akan diarsipkan dalam lemari arsip.
Kebayang nggak sih, jika ada puluhan
ribu mahasiswa diterima setiap tahun untuk satu Universitas mau nggak mau
pangkalan datanya termasuk lemari arsip harus banyak. Meskipun memang
penyimpanannya menggunakan tahun Angkatan, jurusan dan urutan alphabet nama.
Tetapi tetap saja, sistem ini tidak efisien untuk urusan sistem data mahasiswa.
Makanya dengan kehadiran Educloud hal tersebut tidak lagi terjadi. Apalagi saat ini layanan Educloud sudah didukung oleh Telkom Indonesia dan Indibiz sebagai solusi digitalisasi Tingkat Universitas termasuk didalamnya sistem keamanan data.
Dengan adanya digitalisasi kampus
menggunakan Educloud maka semua data mahasiswa akan tersimpan dan terenkripsi
dalam bentuk file digital. Untuk mengunggah, melihat hingga mendownload itu
sangat mudah dilakukan sesuai dengan jenis akses yang dimiliki.
Seperti akses untuk melihat dan
mendownload diberikan ke mahasiswa sedangkan akses full control diberikan ke
pangkalan data mahasiswa pada tataran fakultas dan universitas.
Menariknya lagi, ternyata solusi
educloud ini bisa dimanfaatkan juga sebagai LMS skala besar. Dimana semua
pembuatan materi, eligible yang bisa akses hingga perubahan sistem pembelajaran
bisa dilakukan dalam satu dashboard yang sama. Makanya tidak heran jika banyak
kampus berlomba-lomba memperbaharui sistem Pendidikan yang dimiliki menjadi
smart campus berbasis digital.
Efisiensi Waktu dan Kinerja
Melalui sistem smart campus berbasis
Educloud yang didukung oleh Telkom Indonesia dan Indibiz pastinya membuat
kinerja semakin produktif. Ditambah lagi semuanya langsung terukur secara
kuantitatif.
Seperti saat membuat laporan
penilaian Quiz mahasiswa berdasarkan materi dan soal Quiz yang sudah diupload
pada LMS. Para dosen cukup mendownload hasil Quiz, maka semua data rekapan
langsung disajikan by sistem. Tidak perlu lagi merekap secara manual. Hal ini
pastinya membuat efisiensi waktu dan kinerja berjalan dengan lancar.
Bukan hanya itu saja, konsep
keterbukaan nilai juga berjalan dengan transparan. Karena mahasiswa yang
menyelesaikan ujian berbasi LMS, sudah langsung mengetahui hasilnya atau pun
jika ada delay hasil, itu hanya untuk verifikasi jawaban saja. Sisanya semua
otomatis dan transparan pada dashboard.
Nggak perlu lagi repot-repot cek ke
papan pengumuman untuk tahu nilai mata kuliah yang berjalan. Tinggal buka
dashboard semua terpampang. Dengan segala kemudahan ini, jelas orang tua akan
mulai mempertimbangkan mendaftarkan anaknya ke “smart campus” dan bukan hanya
berlandaskan “kata orang, kampus itu bagus”. Percaya deh.
comment 0 komentar
more_vert