MASIGNASUKAv102
1508570391356967755

Sang Patriot Pendidikan Dari Ulujadi Itu Bernama Surya Dharma

Sang Patriot Pendidikan Dari Ulujadi Itu Bernama Surya Dharma
Add Comments
12 September 2023

Angin semilir masih terasa, meskipun berdiri beberapa meter di belakang masjid apung yang tanggulnya kini sudah ditinggikan. Masjid ini, menjadi bukti nyata kala tsunami mengguncang kota Palu tahun 2018 silam”. Dulu disini, berjajar perahu nelayan. Bahkan setiap sore bisa sekaligus menikmati proses nelayan melaut.

Papan Nama PKBM Khatulistiwa Kota Palu

Anak-anak yang tidak ikut orang tuanya melaut terkadang masih betah berada di sekitaran bibir pantai. Menikmati nuansa alam gratis, paduan antara ombak laut, angin sepoi-sepoi dan matahari terbenam.

Sekitar beberapa kilometer dari lokasi masjid apung di Talise ini, sebuah papan putih bertuliskan PKBM dan kata Khatulistiwa yang tulisannya mulai memudar. Di lokasi ini lah, para anak-anak nelayan tersebut menuntut ilmu tanpa bingung memikirkan biaya sekolah. Karena bagi mereka, sekolah adalah nomor sekian. Paling penting adalah bagaimana untuk makan esok hari.

Makanya tidak heran jika data BPS yang dirilis tahun 2022 menempatkan Sulawesi Tengah masuk dalam 10 besar provinsi di Indonesia dengan angka anak tidak sekolah di 3 kelompok usia anak. Peringkat 9 angka putus sekolah pada usia 7-12 tahun, peringkat 7 untuk kelompok usia 13-15 tahun dan peringkat 6 usia 16-18 tahun. Besarnya angka ini juga dipengaruhi karena kondisi ekonomi dan sosial masyarakat yang masih banyak tidak peduli akan pentingnya pendidikan.

Banyaknya anak putus sekolah seperti ini lah membuat PKBM Khatulistiwa akhir-akhir ini selalu ramai sebagai sekolah gratis non formal di kota Palu. 

Tentang Semangat Hari Ini

Kehadiran PKBM Khatulistiwa, bukan serta merta muncul begitu saja. Tetapi merupakan buah hasil perjuangan dari semangat yang terus menerus dikobarkan oleh Surya Dharma selaku pendiri dan penggagas sekolah gratis non formal ini.

Bukan hal mudah layaknya membalikkan telapak tangan untuk mengajak para anak putus sekolah untuk bisa mengenyam kembali pendidikan meskipun gratis. Awal berdirinya di tahun 2013, kala pencarian peserta didik yang sudah putus sekolah benar-benar mengalami banyak hambatan. Banyak orang tua masih ragu akan “sekolah gratis” ini. Khawatirnya dipertengahan jalan tetap diminta iuran seperti sekolah formal lainnya. Tetapi pak Surya tidak tinggal diam.

Sang Patriot Pendidikan dari Ulujadi

Kolaborasi bersama DKM Masjid yang berada di sekitar Ulujadi sebagai media penyebar informasi adalah solusinya. Awalnya pihak DKM hanya membantu mengumumkan tentang program sekolah gratis ini. Nah, dari situlah informasi tersebut menyebar hingga terkumpul 20 remaja putus sekolah sebagai murid angkatan pertama PKBM Khatulistiwa.

Kala itu, Pak Surya dibantu dengan 4 guru lainnya yang memiliki misi sama. “Membantu mereka yang putus sekolah agar bisa tetap memiliki ijazah”. 

Bagi para penggerak pendidikan di PKBM Khatulistiwa, semangat hari ini adalah usaha untuk menggapai masa depan yang lebih cerah.

Bukan Sekolah Biasa

Keberhasilan PKBM Khatulistiwa sebagai sekolah gratis yang awalnya disangsikan oleh warga sekitar Ulujadi berubah menjadi lokasi paling banyak dicari remaja putus sekolah. Setiap pekan, berbagai program dan mata pelajaran disampaikan dengan baik oleh Pak Surya beserta guru penggerak lainnya.

Karena ini merupakan sekolah non formal, sehingga sistem belajarnya disusun menggunakan sistem paket modul. Nantinya, peserta didik akan belajar sesuai paket modul yang diambil dua hari dalam satu pekan yaitu hari sabtu dan minggu.

Suasana PKBM Khatulistiwa
Aktivitas pembelajaran di PKBM Khatulistiwa (sumber; laman Facebook PKBM Khatulistiwa)

Selain pembelajaran berbasis modul, juga ada kegiatan peningkatan keterampilan seperti komputer, fotografi dan bahasa Inggris.

Dalam wawancara eksklusif pak Surya Dharma menyampaikan bahwa “PKBM Khatulistiwa bukan sekadar tempat untuk  sekolah gratis dalam rangka mendapatkan ijazah setara sekolah formal. Tetapi lebih dari itu. Setiap murid tanpa pandang gender dan usia dipersiapkan dengan berbagai keterampilan bersertifikat berdasarkan hal yang mereka sukai sebagai keahlian pasca lulus nantinya”.

Dari Tsunami Palu Hingga Panggung SATU Indonesia Award

Semangat dan perjalanan PKBM Khatulistiwa untuk memajukan pendidikan anak yang putus sekolah memang tidak henti-hentinya mendapatkan cobaan. Awalnya dari lingkungan keluarga peserta didik hingga dalam bentuk bencana gempa bumi dan tsunami.

Tepatnya, hari Jumat, 28 September 2018 kota Palu diguncang gempa bumi berkekuatan 7,4 skala richter (SR) yang disusul dengan tsunami. Korban jiwa berjatuhan, reruntuhan bangunan berserakan. Palu tampak seperti ‘kota mati’. Hampir setiap sudut jalanan terdapat posko pengungsian.

Gempa dan tsunami ini juga melumpuhkan aktivitas di PKBM Khatulistiwa. Tidak ada proses pembelajaran, semua berfokus untuk menata kondisi masing-masing. Patut disyukuri kala itu, bangunan PKBM Khatulistiwa tetap berdiri utuh padahal lokasinya berdekatan dengan area likuifaksi Balaroa.

Awal memulai pembelajaran pasca gempa dan tsunami, jumlah peserta didik menurun drastis. Banyak diantara mereka keluar kota Palu untuk mencari kondisi aman. Ada juga yang kehilangan kontak. Tetapi, sekali lagi. Semangat untuk menebar pentingnya pendidikan membuat bencana ini adalah tantangan untuk segera bangkit. Mencari dan menemukan siswa putus sekolah untuk bisa lanjut sekolah.

Langkah awal yang dipilih oleh Pak Surya bersama dengan tim adalah meningkatkan sosialisasi kembali. Kali ini, bekerjasama dengan pihak kelurahan setempat untuk menginformasikan sekaligus mensosialisasikan program sekolah gratis. Sejak saat itu lah, lambat-laun jumlah murid kembali banyak dan program PKBM Khatulistiwa berjalan normal.

Surya Dharma
Surya Dharma peraih SATU Indonesia Awards 2018 bidang Pendidikan (sumber: laman Facebook Surya Dharma)
Semangat pantang menyerah dan selalu memikirkan masa depan mereka yang putus sekolah membuat Surya Dharma menjadi salah satu penerima SATU Indonesia Awards bidang Pendidikan tahun 2018.

Semangat ASTRA Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards adalah ajang bergengsi yang diselenggarakan oleh ASTRA group sebagai bentuk apresiasi anak bangsa atas kontribusi yang sudah dicapai dalam mendukung terciptanya kehidupan berkelanjutan. Dalam pemilihan SATU Indonesia Awards ini dibagi dalam beberapa bidang seperti bidang Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, Kewirausahaan dan Teknologi.

Cobaan yang datang silih berganti kini berubah menjadi apresiasi istimewa dari ASTRA group. Kala itu, Surya Dharma berhasil menjadi salah satu peraih SATU Indonesia Award dengan kegiatan orisinal sebagai pejuang sekolah non formal gratis dari Ulujadi.

Menggapai Masa Depan Indonesia

Setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak” karena masa depan negara kita tergantung dengan pendidikan saat ini. Hal ini lah yang dipegang erat oleh Surya Dharma. Bahkan ketika pandemi pun, pelaksanaan PKBM Khatulistiwa tetap berjalan di tengah keterbatasan social distancing. Mau nggak mau, tim penggerak pendidikan di PKBM Khatulistiwa juga mengadopsi sistem pembelajaran online

Bukan hanya mengandalkan satu lokasi pembelajaran tetapi sudah mulai  memanfaatkan 3 kawasan pendukung yang terletak di Palu Barat, Palu Timur dan Palu Utara dengan 15 tenaga pengajar. Lokasi dekat akan mempermudah mobilisasi para peserta didik yang terkendala dengan jarak.

Makanya tidak heran, jika pada tahun 2022 jumlah peserta didik dari 3 lokasi tersebut mencapai lebih dari 200 orang. Sebuah angka fantastis sebagai sekolah non formal yang peduli akan keberlangsungan masa depan anak Indonesia khususnya di kota Palu. Bahkan, di pertengahan tahun 2023 ini, PKBM Khatulistiwa juga dengan gencar membuka pendaftaran siswa baru untuk tahun ajaran 2023/2024.

Pendaftaran Murid Baru
E-Flyer Pendafataran Siswa Baru PKBM Khatulistiwa (sumber: laman Facebook PKBM Khatulistiwa)

Bagi pak Surya dan rekan penggerak lainnya, semangat menuntaskan program belajar 12 tahun dan rasa optimisme tinggi menjadi kunci keberhasilan PKBM Khatulistiwa. Tujuannya sangat jelas, bukan hanya membekali ijazah kelulusan tetapi juga dengan keterampilan yang menunjang pendidikan kelak dan berguna untuk masyarakat.

“Menggapai pekerjaan yang layak di masa depan dengan ijazah kelulusan sekolah dari PKBM Khatulistiwa merupakan salah satu cara memenuhi hak pendidikan mereka yang putus sekolah karena masalah ekonomi dan sosial”

Akhirnya, pak Surya berharap program seperti ini bisa dikembangkan di seluruh Indonesia. Pelaksanaannya bisa melibatkan berbagai stakeholder seperti ASTRA group dan dinas terkait demi tercapainya pengentasan program belajar 12 tahun untuk semua kalangan umur dan status sosial. Pendidikan maju, Indonesia juga bakal maju.

Talif

Saat ini selain sebagai blogger juga bekerja sebagai technical team khususnya dalam dunia kimia perminyakan.