MASIGNASUKAv102
1508570391356967755

Jalan Hijau Sebagai Gaya Hidup

Jalan Hijau Sebagai Gaya Hidup
Add Comments
21 August 2019
Akhir-akhir ini sering terdengar tingginya tingkat polusi di Jakarta. Bahkan sampai-sampai membuat kualitas udara turun hingga level tidak sehat. Buruk atau tidaknya kualitas udara suatu kota, ditentukan berdasarkan angka Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). 

Udara perkotaan dikatakan baik jika memiliki angka ISPU 0-50 (hijau), kualitas sedang di angka 51-100 (biru) dan sudah tidak sehat jika angka ISPU sekitar 101-109. Nah, berdasarkan indeks kualitas udara yang terekam secara terus-menerus di laman internet Airvisual.com pada tanggal 21 Agustus 2019 menempatkan Jakarta diurutan ke-27 sebagai Kota paling polusi di dunia bahkan pernah dibulan Oktober 2017, menempatkan Jakarta di posisi ke-empat sebagai kota dengan tingkat polusi tertinggi di dunia setelah Dhaka, Karachi dan Ulaanbaatar.
 
Jalan Hijau dengan berjalan kaki
Memilih berjalan kaki adalah salah satu cara mendukung kampanye #JalanHijau

Tingginya tingkat polusi ini tidak terlepas dari gaya hidup akan penggunaan kendaran bermotor yang kemudian menghasilkan emisi gas buang sebagai salah satu penyebab utama tingginya polusi udara kota Jakarta. Tidak jarang didengar, dalam satu keluarga memiliki lebih dari 2 kendaraan bermotor. Belum lagi kebiasaan jarang berjalan kaki, meskipun jarak tempuh dekat yang berdampak resiko terkena penyakit non infeksi diusia muda semakin tinggi.

Indeks kualitas udara


Saat ini, rata-rata orang Indonesia tergolong minim dalam berjalan kaki, rata-rata hanya 3.000 langkah/hari, padahal sering terdengar diberbagai iklan kesehatan, bahwa untuk sehat minimal 6.000 langkah/hari. Fakta ini pula memunculkan meningkatnya resiko penyakit non infeksi dari 26.1 % ditahun 2017 menjadi 33.5 % ditahun 2018 karena kurangnya berjalan kaki (Data Kemenkes).

Berdasarkan masalah ini, maka muncul gerakan Kampanye Jalan Hijau yang kemudian dikenal dengan hashtag #JalanHijau yang dilakukan oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dengan tujuan mendorong masyarakat secara maksimal untuk berpindah dari kendaraan pribadi ke angkutan umum massal dan berjalan kaki.

Pemilihan Tajuk Jalan Hijau

Kampanye #JalanHijau
#JalanHijau bukan diartikan secara gamblang sebagai jalanan yang warnanya hijau tetapi #JalanHijau mengandung pengertian bahwa semakin banyak masyarakat yang beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke kendaraan umum dan melakukan jalan kaki akan menjadi semakin ramah lingkungan (hijau). Hal ini akan memberikan dampak positif baik secara individu maupun bagi masyarakat secara umum. Beralihnya ke kendaraan umum, otomatis akan mengurangi emisi gas buang dari kendaraan pribadi sehingga secara pelan-pelan dan berangsur akan meningkatkan kualitas udara kota Jakarta.


Jenis Kegiatan yang Dilakukan Dalam Kampanye #JalanHijau

Sebagai suatu kampanye kepada masyarakat, maka #JalanHijau pun tidak terlepas dari berbagai kegiatan yang mendukung program ini. Kegiatan yang dilakukan adalah turun ke jalan dengan menyampaikan pesan-pesan apresiasi kepada masyarakat yang telah melakukan kegiatan berjalan kaki dan menggunakan angkutan umum serta ajakan untuk menggunakan angkutan umum bagi mereka yang masih menggunakan kendaraan pribadi. Penyampaian pesan dilakukan baik dengan poster oleh petugas, pembagian masker, pin, kipas dan tumbler yang kesemuanya memuat pesan-pesan tentang berjalan kaki dan naik angkutan umum massal. Adapun jadwal kegiatan berlangsung dari Senin tanggal 19 Agustus 2019 sampai dengan Kamis tanggal 22 Agustus 2019 di Jakarta, Depok dan Bekasi dengan melibatkan taruna/ni Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD).

Kampanye #JalanHijau
Kegiatan kampanye #JalanHijau di pintu keluar stasiun Juanda

Pemilihan para pengguna angkutan umum dan pejalan kaki sebagai target sasaran karena mereka yang dengan kesadaran sendiri melakukan hal tersebut. Sehingga, secara langsung telah memberikan kontribusi dalam mengurangi kemacetan dan sekaligus kesehatan lingkungan. Sebagai bagian dari apresiasi kampanye #JalanHijau juga meminta masukan tentang hal-hal apa yang sekiranya perlu dibenahi untuk menunjang aktifitas menggunakan angkutan umum dan berjalan kaki. Diharapkan hal ini akan memberikan dampak persuasif kepada pengguna kendaraan pribadi untuk melakukan hal yang sama yaitu beralih menggunakan kendaraan umum dan berjalan kaki.

Baca juga: Menata Meja Kerja

Proses penyampaian pesan dilakukan dengan mendekatkan isu-isu terkait dengan kesehatan. Berbagai benefit dari sisi kesehatan yang diperoleh baik secara personal maupun bagi masyarakat secara keseluruhan apabila melakukan aktifitas berjalan kaki maupun menggunakan angkutan umum massal diharapkan akan semakin menyadarkan masyarakat tentang pentingnya berpindah dari penggunaan kendaraan (bermotor) pribadi ke aktifitas berjalan kaki dan menggunakan angkutan umum.

Menjadikan #JalanHijau sebagai Gaya Hidup

Menjadi bagian dalam kampanye #JalanHijau bisa dimulai ketika kita menyadari akan pentingnya program ini. Siapa yang tidak mau, jika udara Jakarta terasa segar ditambah dengan meningkatnya kualitas hidup dan kesehatan. Sehingga pentingnya untuk menjadikan #JalanHijau sebagai gaya hidup. Beberapa aktivitas yang bisa dijadikan gaya hidup adalah:

1. Memilih berangkat kerja menggunakan kendaraan umum.

2. Membiasakan diri berjalan kaki untuk tujuan yang dekat.

3. Bike to work bisa jadi alternatif ke tempat kerja dengan jarak sedang (5 kilometer).

4. Cukup memiliki satu jenis kendaraan bermotor dalam 1 keluarga.

 
#JalanHijau dengan menggunakan kendaraan umum
Commuter Line sebagai salah satu moda transportasi massal
Jika semua hal tersebut mulai diterapkan, maka cepat atau lambat kualitas hidup di Jakarta semakin baik dan tentunya akan meningkatkan kesehatan karena menjadikan jalan kaki sebagai gaya hidup.
Talif

Saat ini selain sebagai blogger juga bekerja sebagai technical team khususnya dalam dunia kimia perminyakan.